Mojokerto -
Polisi menaikkan status kasus meledaknya 2 tangki pabrik bioetanol di Mojokerto PT Energi Agro Nusantara (Enero) ke tahap penyidikan. Pasalnya, penyidik menemukan unsur pidana dalam peristiwa yang merenggut korban jiwa tersebut.
"Kalau ada tidaknya unsur pidana sudah (ada). Karena ini sudah pada proses penyidikan," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Sodik Efendi saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (18/8/2020).
Namun, Sodik belum bersedia menyebutkan bentuk pidana pada kasus meledaknya 2 tangki di PT Enero. Karena sampai saat ini, proses penyidikan masih terus berjalan.
"Kami belum berani menyebutkan sekarang (bentuk pidananya). Yang jelas terkait dengan kebakaran kemudian ada ledakan, kami menyimpulkan ada unsur pidananya," tegasnya.
Ia menjelaskan, proses penyidikan saat ini melibatkan Tim Labfor Cabang Surabaya dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim. Penyebab ledakan akan ditentukan oleh Tim Labfor.
Sedangkan penyidikan gabungan bersama Dinas Tenaga Kerja untuk mengungkap adanya indikasi masalah pada manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Menurut Sodik, tahap penyidikan ini untuk mengungkap pihak-pihak yang bersalah sehingga terjadi ledakan di PT Enero. "Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa minggu ini kami gelar perkara untuk menentukan proses lebih lanjut. Jadi, saat ini dugaan awal sudah. Untuk menentukan siapa yang bersalah, menunggu proses penyidikan lebih lanjut," tandasnya.
Ledakan terjadi di pabrik Bioetanol di Mojokerto PT Enero di Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Senin (10/8) sekitar pukul 15.15 WIB. Dua kali ledakan mengakibatkan satu pekerja tewas, sedangkan 10 pekerja lainnya menderita luka bakar. Mayoritas para korban pekerja dari CV AJK. Hanya satu pekerja dari PT BI yang menjadi korban.
Humas PT Enero Ariel Hidayat menyebut PT BI menjadi rekanan atau pelaksana proyek di PT Enero. Namun, kontrak proyek tersebut secara langsung antara PT BI dengan PTPN X. PT Enero merupakan anak perusahaan PTPN X.
PT BI lantas bekerjasama dengan CV AJK untuk mengerjakan proyek di PT Enero. Salah satunya terkait pembuatan tangki penampungan bioetanol dan pipanisasi hidran.
Selain merenggut korban jiwa, dua kali ledakan besar di PT Enero merusak 57 rumah warga Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep. Permukiman warga di dusun ini berada di sebelah timur, selatan dan utara dari titik ledakan.
Kerusakan rumah penduduk tergolong ringan dan sedang. Seperti plafon ambrol, dinding retak dan kaca jendela depan rumah pecah.
Sebelum ledakan terjadi, para pekerja proyek sedang mengelas pipa yang terhubung dengan tangki penampungan bioetanol berkapasitas 200.000 liter. Tangki di PT Enero itu baru terisi sekitar 59.000 liter bioetanol. Pengelasan pipa itu yang diduga memicu kebakaran pada tangki.
Tangki yang terbakar lantas meledak. Bagian tangki tersebut terpental menghantam tangki berkapasitas 1,5 juta liter. Sehingga tangki raksasa untuk menampung bioetanol dengan kadar 96 persen itu ikut meledak. Ledakan kedua lebih besar dibandingkan yang pertama.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini