Mengintip Peta Politik Kabupaten Blitar Jelang Pilkada 2020

Mengintip Peta Politik Kabupaten Blitar Jelang Pilkada 2020

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 18 Agu 2020 16:05 WIB
Menjelang Pilbup 2020, Kabupaten Blitar tampak adem ayem dengan bapaslon petahana. Terlebih, pasangan tersebut sudah mengantongi rekomendasi dari PDIP.
Pilbup Blitar 2020/Foto: Istimewa
Blitar -

Menjelang Pilkada 2020, Kabupaten Blitar tampak adem ayem dengan bapaslon petahana. Terlebih, pasangan tersebut sudah mengantongi rekomendasi dari PDIP.

Selain nama bapaslon Bupati Blitar Rijanto dan Wabup Marhaenis Urip Widodo, belum tampak nama-nama lain yang diusung parpol. Meski begitu, gambar wajah beberapa nama lain memang banyak terpasang di pinggir jalan raya.

Seperti gambar Nico Bagus, seorang pengusaha muda dan Mak Rini selaku pemilik satu-satunya toko buku di Blitar. Dia merupakan putri seorang tokoh NU dan deklarator PKB Kota Blitar, yakni Abah Musa Ismail.

Lalu ada Sugik selaku kader Gerindra yang saat ini menjadi anggota DPRD Kabupaten Blitar. Dan pasangan Kang Aziz- Risyad, tokoh penggiat UMKM yang menggandeng profesional muda. Pasangan ini bahkan sudah mempunyai tagline Program Blitar Unggul.

Nama-nama itu benar-benar pemain baru bagi masyarakat awam dan butuh panggung untuk memperkenalkan profilnya kepada masyarakat. Namun tak satupun dari mereka yang mendaftarkan diri lewat jalur independen.

Bagi calon independen dalam Pilbup Blitar 2020, harus menyerahkan syarat dukungan sebanyak 70.788 suara. Karena dengan DPT Pemilu sebanyak 943.840, maka syarat administrasi dukungan calon perseorangan sebanyak 7,5 persen DPT.

Pengamat Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Doktor Sholih Mu'adi berpendapat, dibutuhkan biaya besar untuk maju lewat jalur perorangan. Sementara, elektabilitas dan akseptabilitas petahana masih sangat tinggi.

"Kalau calon independen di Kabupaten Blitar itu berat sekali. Butuh dana besar untuk mengumpulkan KTP dukungan sebanyak itu. Dari pada untuk begitu, memang lebih baik jika mereka fokus mencari dukungan dari beberapa partai politik yang ada," kata Sholih kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).

Sholih melanjutkan, sebenarnya ada Gerakan Asal Bukan Incumbent, Blitar Baru dan Blitar Perubahan, yang mulai digulirkan kaum milenial. Namun pertanyaannya, apakah gerakan ini bisa berkembang? Apakah calon dari kalangan milenial mampu menggaungkan dan merangkul milenial, dan pemilih pemula secara masif menjelang Pilbup Desember mendatang?

Di Kabupaten Blitar, lanjut dia, PDIP mendominasi perolehan suara dalam Pemilu sebelumnya. Kemudian Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem dan PKB. Namun parpol lain selama ini minim upaya kaderisasi. Selain PDIP, Sholih menilai, parpol lain tidak punya kader yang tangguh untuk dimajukan sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Blitar yang baru.

"Dari kondisi itu, kemudian muncul nama-nama lain di luar kader partai. Sebetulnya ada Sugik dari kader Gerindra, ada Munib lewat PKB. Namun mereka belum juga mendapat rekom dari DPP," imbuh Dekan FISIP UB ini.

Menurut Sholih, PKB yang punya peluang besar untuk menantang petahana. Apalagi, jika partai hijau ini mampu menggandeng NU, fatayat dan kekuatan massa Islam yang lainnya. Namun sampai saat ini, PKB belum menunjuk calon dan memberikan rekomendasi. Pun dengan siapa yang akan berkoalisi. Apakah ini tanda mereka akan berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung petahana?

"Tidak. Saya tak bicara dulu dengan DPP. Nanti saja saya kabari," ucap Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar, Abdul Munib saat dihubungi detikcom.

Sementara saat ditanya kenapa tidak mendaftar melalui jalur independen, Kang Aziz diplomatis menjawab, masih optimis akan mendapatkan rekomendasi dari koalisi partai.

"Itu pilihan. Dan kami berkeyakinan bahwa partai politik masih menjadi pilihan utama. Menyakini bahwa partai politik mempunyai cita-cita yang sama. Selama masih ada yang sama, kenapa harus lewat jalur independen," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.