Mojokerto -
Meledaknya tangki di pabrik bioetanol di Mojokerto PT Energi Agro Nusantara (Enero) membuat trauma warga sekitarnya. Mereka meminta anak perusahaan PTPN X itu membangun pagar pengaman.
Trauma salah satunya dirasakan Nur Hani, warga RT 8 RW 2 Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg. Janda dua anak ini merasakan kerasnya getaran akibat ledakan pada Senin (10/8) sore. Padahal, rumahnya sekitar 500 meter di sebelah utara tangki PT Enero yang meledak.
"Tembok sebelah pintu sampai terbelah, tembok dalam kamar retak, rumahnya goyang kaya gempa," kata Hani kepada detikcom di rumahnya, Jumat (14/8/2020).
Takut terjadi ledakan susulan, Hani bersama dua anak dan ibunya memilih mengungsi satu malam ke rumah kenalannya di Desa Bandung, Kecamatan Gedeg. Keesokan harinya, dia pulang karena pemerintah desa mengumumkan situasi sudah aman. Namun, trauma akibat ledakan tangki bioetanol masih membuatnya trauma sampai hari ini.
"Saya takut kalau meledak lagi, utamanya tangki yang besar ini. Ini masih trauma sampai tidak bisa tidur," ujar Hani sembari menunjuk ke arah dua tangki raksasa milik PT Enero yang letaknya hanya sekitar 50 meter dari tempat tinggalnya.
Hani tinggal di dekat pabrik bioetanol sejak 2011 silam. Sejak insiden ledakan tiga hari lalu, dia dihantui rasa khawatir akan ledakan susulan. Di lain sisi, dia belum mempunyai biaya untuk pindah dari rumahnya.
"Mau pindah tidak punya uang. Saya cuma buka warung kopi. Anak pertama kerja tapi masih nganggur gegara Corona," cetusnya.
Trauma juga dirasakan Isnainiyah (36), warga RT 8 RW 2 Dusun Sukosewu. Apalagi rumahnya hanya berjarak sekitar 25 meter dari dua tangki raksasa milik PT Enero.
"(Tangki yang meledak) yang jauh saja sudah menakutkan ledakannya. Setiap hari selalu tidak bisa tenang, tidur tidak bisa nyenyak karena khawatir terjadi lagi. Yang saya takutkan yang depan rumah ini, kan itu besar-besar tangkinya," jelas ibu satu anak ini.
Suami Isnainiyah, Supardi (49) menilai, PT Enero belum membangun sistem keamanan yang memadai jika setiap saat terjadi ledakan. Salah satunya pagar pembatas antara area pabrik dengan permukiman penduduk. Pagar dari besi dengan ketinggian 2 meter itu masih banyak celah yang bisa dilewati semburan api.
"Kami minta dibangun pagar beton setinggi 3 meter, ketebalan 0,5 meter. Biar aman kalau terjadi ledakan. Pagar besi masih ada celah, kalau ada ledakan pasti tembus ke permukiman warga," tegasnya.
Selain itu, Supardi juga mengeluhkan aroma limbah PT Enero yang lumayan menyengat. Menurut dia, limbah tersebut berbau seperti amoniak. Limbah juga membuat air sumurnya tidak bisa digunakan untuk masak.
"Limbahnya merah kehitaman, berbau menyengat mirip elpiji. Akibatnya, sumur saya tidak bisa dipakai masak dan minum. Harus beli air galon, tiga galon untuk dua hari seharga Rp 12.000," ungkapnya.
Humas PT Enero Ariel Hidayat menuturkan, dua tangki raksasa yang dekat dengan permukiman penduduk RT 8 Dusun Sukosewu tidak untuk menampung stillage. Yakni hasil sampingan dari produksi bioetanol untuk membuat pupuk cair. Masing-masing tangki kapasitasnya sekitar 30.000 kilo liter.
"Potensi meledaknya tidak ada. Karena sejak insiden, tidak ada aktivitas di tangki itu," terangnya.
Meski begitu, Ariel siap menampung aspirasi warga terkait pembangunan pagar pengaman untuk mengantisipasi ledakan. "Terimakasih atas informasinya. Akan kami sampaikan ke manajemen, akan kami perhatikan," tandasnya.
Salah satu proyek yang dikerjakan PT BI yakni pemasangan pipa hidran di area tangki penampungan bioetanol milik PT Enero. Pabrik bioetanol di Mojokerto ini memberikan pekerjaan tersebut ke sub kontraktor CV Agung Jaya Konstruksi (AJK).
Ledakan terjadi saat para pekerja CV Agung Jaya Konstruksi (AJK) melakukan pengelasan pipa hidran sekitar 4 meter dari tangki penampungan bioetanol. Tangki raksasa itu berkapasitas 200.000 liter. Diduga percikan api dari pengelasan memicu kebakaran tangki tersebut. Tak lama kemudian, tangki sarat bioetanol itu meledak sekitar pukul 15.15 WIB.
Suara ledakan terdengar hingga radius 4 kilometer. Pasca ledakan, api membakar tangki dan area di sekitarnya. Kerasnya suara dan getaran ledakan membuat warga sekitar pabrik berhamburan menyelamatkan diri.
Sebanyak 57 rumah penduduk di Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep rusak imbas dua kali ledakan besar tersebut. Mulai dari plafon runtuh, dinding retak, hingga kaca depan rumah pecah. Ledakan di anak perusahaan BUMN, PTPN X itu mengakibatkan 10 pekerja menderita luka bakar dan 1 korban tewas.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini