Komorbid Rentan Terpapar COVID-19, Begini Cara Menjaga Pola Makan dan Minum

Komorbid Rentan Terpapar COVID-19, Begini Cara Menjaga Pola Makan dan Minum

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 18 Agu 2020 09:31 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Surabaya -

Saat pandemi COVID-19, pasien komorbid atau penyakit penyerta lebih rawan terpapar. Pemerintah menyampaikan kasus kematian paling banyak saat pandemi COVID-19 karena disertai penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi hingga jantung.

Menurut Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Dr Ir Annis Catur Adi MSi bahwa gizi erat kaitannya dengan imunitas tubuh. Jika seseorang mengalami sakit akibat infeksi termasuk yang disebabkan virus dan bakteri, maka sistem imun dalam tubuhnya perlu ditingkatkan. Begitu pula untuk mencegah terjadinya sakit.

"Seseorang yang menderita penyakit kormobid mempunyai risiko yang lebih besar terhadap COVID-19. Data di Indonesia menunjukkan, kasus comorbid yang positif dan meninggal di Indonesia, tertinggi adalah hipertensi, diabetes, jantung, ginjal, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). Pernafasan lain, asma hingga gangguan imunologi lainnya," kata Annis kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).

Bahkan, berdasarkan analisasi hubungan body mass indeks (BMI) dan ratio kematian covid_19 menunjukkan bahwa semakin tinggi BMI atau status gizi makin menuju obesitas. Maka semakin tinggi pula tingkat kematiannya.

Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan dari pola makan dan minumnya?

"Faktor gaya hidup dan pola konsumsi merupakan faktor risiko yang berkontribusi pada kejadian penyakit komorbid, diantaranya konsumsi gula garam dan lemak (GGL). Konsumsi gula garam dan lemak yang tinggi justru akan menurunkan imunitas tubuh," jelasnya.

Tonton video 'LIPI Umumkan Hasil Uji Klinis Jamur Cordyceps di RS Darurat Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



Makanan yang mengandung zat gizi memiliki peran penting dalam sistem imun. Di antaranya makanan sesuai pedoman gizi seimbang yang mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, lemak.

"Kalori dari makanan dapat memberikan 'bahan bakar' untuk sel imun dalam tubuh. Protein dalam makanan membantu meningkatkan imunitas dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak," ujarnya.

Sedangkan makanan yang mengandung zat gizi mikro dan antioksidan. Antioksidan dalam tubuh dapat menangkal radikal bebas yang membahayakan tubuh dan membantu meningkatkan sistem imun tubuh.

"Antioksidan bisa didapatkan dari apel, jeruk, ubi jalar, asparagus, bawang merah, bawang putih, brokoli, pepaya, wortel. Zat gizi mikro, seperti vitamin A, C, D, E, mineral besi, zink berperan dalam meningkatkan fungsi imun," urainya.

"Contoh makanan yang mengandung zat gizi mikro, pertama zink, kacang-kacangan, ayam, yoghurt, buncis, labu kuning, jamur, sereal, daging. Zat besi, daging berwarna merah, sayuran berdaun hijau," tambahnya.

Selain itu, mengkonsumsi air mineral dengan jumlah yang cukup juga memiliki peran penting untuk tubuh dan jangan sampai diabaikan. Meneguk cukup air minimal delapan gelas dalam sehari.

"Hal ini penting untuk menjaga status hidrasi tubuh. Jika kekurangan air, maka akan menyebabkan dehidrasi dan menurunkan fungsi mulut sebagai 'first-line immunological barrier'. Hal ini menyebabkan kerentanan terhadap bakteri dan virus. Selain itu, dehidrasi juga berefek pada meningkatkan hormone kortisol yang berhubungan dengan penurunan fungsi imun (immunosuppression)," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.