Pasien COVID-19 di RS Surabaya Mulai Menurun, Ini Penjelasannya

Pasien COVID-19 di RS Surabaya Mulai Menurun, Ini Penjelasannya

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 14 Agu 2020 13:48 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Surabaya - Sudah sekitar dua pekan, pasien COVID-19 di RS Adi Husada Undaan Wetan menurun. Baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.

"Sekarang udah gak sampai penuh-penuh juga. Sekitar dua mingguan ini, terus yang rawat jalan masih banyak tapi mengalami penurunan juga. Soalnya COVID banyak yang tanpa gejala, gejala ringan jadi gak harus opname," kata Kepala Unit Pemasaran & Layanan Pelanggan RS Adi Husada Undaan Wetan, Sylvia Sumitro saat dihubungi detikcom, Jumat (14/8/2020).

Menurut Sylvia, terus berkurangnya pasien COVID-19 di rumah sakit ini sejak adanya revisi peraturan Kemenkes pada 13 Juli 2020. Seperti pasien dapat dipulangkan tanpa menunggu hasil swab dua kali negatif.

"Pulang tidak tunggu dua kali negatif, jadi banyak pasien dipulangkan. Kriteria masuk RS dengan jaminan Kemenkes juga diperketat hanya yang komorbid dan usia di atas 60 yang bisa. Akibatnya jumlah pasien langsung turun drastis," jelasnya.

"Tidak semua bisa opname (kalau mau ditanggung pemerintah). Kalau bayar sendiri ya silakan," tambahnya.

Kini, orang yang pernah kontak erat dengan pasien COVID-19 tanpa memiliki gejala cukup isolasi 14 hari tanpa tes. Hal itu juga termasuk aturan Kemenkes.

Sedangkan pasien positif tanpa gejala bisa isolasi mandiri 10 hari dan tidak perlu swab dua kali sudah dinyatakan bebas karantina. Pasien memiliki gejala 10 hari isolasi ditambah 3 hari jika memiliki gejala seperti panas.

"Pasien positif yang tanpa gejala (OTG) cukup isolasi mandiri 10 hari, trus dinyatakan selesai masa karantina, tanpa perlu PCR ulang. Orang-orang kontak erat dengan pasien COVID, kalau tidak bergejala, tidak di PCR, cukup isolasi mandiri 14 hari. Itu semua yang membuat angkanya terlihat menurun," kata dia.

"Angka kematian COVID-19 menurun. Di tempat kita cukup bagus rate kesembuhannya, kalau dari awal penanganannya sudah baik gak nunggu sesak, gak nunggu gula darah turun dia akan lebih baik kondisinya. Dan angka kesembuhannya tinggi, datang dengan kondisi yang kurang baik itu tergantung penyakitnya banyak yang sembuh atau akhirnya meninggal," pungkas Sylvia.

Sementara itu, RS Husada Utama (RSHU) Surabaya juga mengalami penurunan pasien COVID-19. Bahkan penurunannya hingga 50 persen dari kapasitas yang disediakan.

"Sudah dua minggu ini nggak pernah penuh. Jumlah pasien menurun memang. Pasien ada 120 dari 247 bed. Bisa separuhnya," kata Dirut RSHU dr Didi D Dewanto SpOG.

Namun, rata-rata pasien COVID-19 yang dirawat di RSHU dari kalangan menengah ke atas dan pegawai perkantoran. "Yang saya amati, banyak kasus-kasus di ICU itu yang malah klaster sosial menengah ke atas. Memang harus diwaspadai klaster-klaster kantor. Ya (klaster perumahan mewah), sekarang ini saya lihat di ruang ICU orang-orang menengah ke atas semua," pungkasnya.

Simak juga video 'Sepasang Muda-mudi Kepergok Bermesaraan di Dalam Toilet':

[Gambas:Video 20detik]



(iwd/iwd)

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.