Pelajar SMA, Multazam jatuh ke jurang 100 meter di Bukit Piramid Bondowoso. Ia terpeleset saat turun dari puncak bukit.
Sabtu (8/8) sekitar pukul 16.00 WIB, Multazam mendaki bersama empat pelajar SMA lainnya. Yakni Ade, Ari, Adi dan Bayu. Menurut Adi, mereka berlima tidak satu SMA namun berteman saat SMP.
Mereka mendaki Bukit Piramid yang terletak di Kecamatan Curahdami lewat Dusun Tegal Tengah. Atau sekitar 15 km dari pusat Kota Bondowoso.
Karena senja menjelang, akhirnya mereka memilih mendirikan tenda di kawasan Betoh Langger. Terlebih, kawasan tersebut memang kerap dijadikan tempat berkemah sebelum para pendaki ke puncak.
Minggu (9/8) pukul 06.00 WIB, Adi, Bayu, dan Multazam mendaki ke puncak Bukit Piramid. Seperti para pendaki pada umumnya, di puncak tersebut mereka mengabadikan momen. Mereka mengambil sejumlah foto.
Setelah dirasa puas menikmati panorama alam dari puncak, akhirnya mereka turun. Dalam perjalanan turun tersebut, Multazam berjalan paling depan.
Namun sekitar pukul 08.00 WIB, Multazam terpeleset dan jatuh ke jurang di sisi kiri jalur. Adi dan Bayu bergegas turun meminta pertolongan. Kabar tersebut lantas dilanjutkan ke BPBD setempat dan Basarnas Pos Jember.
Menjelang sore, titik koordinat Multazam di jurang ditemukan. Korban ditemukan pada kedalaman lebih dari seratus meter.
Lihat juga video 'Medan Berat Membawa Pulang Jenazah Toriq':
Proses evakuasi jenazah Multazam memakan waktu 10 jam karena medan yang berat. Menurut Kepala BPBD Bondowoso, Kukuh Triatmoko, proses evakuasi korban menghadapi sejumlah kendala. Selain medan yang berat, tapi karena evakuasi juga dilakukan di malam hari.
"Tapi alhamdulillah, jenazah korban akhirnya dapat terevakuasi juga dengan lancar," kata Kukuh yang turut serta dalam rombongan mobil ambulans, ketika ditemui wartawan di ruang pemulasaraan jenazah, Senin (10/8/2020).
Multajam bukan korban pertama di Bukit Piramid. Pada Juni 2019, seorang pelajar SMP bernama Thoriq juga jatuh ke jurang bukit yang terletak di Kecamatan Curahdami tersebut. Korban baru ditemukan setelah dilakukan operasi pencarian selama 13 hari.
Perhutani KPH Bondowoso mengakui, bukit tersebut masuk wilayahnya. Tepatnya di KRPH Curahdami. "Sementara kami tutup total, hingga ada formulasi paling pas dalam pengelolaannya," jelas Wakil Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Billy Mahardika saat ditemui di kantornya, Rabu (12/8/2020).
Menurut Billy, kawasan tersebut selama ini tidak pernah dibuka untuk pendakian karena berbahaya. Tapi warga maupun pendaki biasanya langsung naik seolah mengabaikan peringatan.
"Kami dan polsek setempat sebenarnya sudah lama memasang papan imbauan dan peringatan untuk tidak naik ke atas. Tapi tetap saja tak diindahkan," paparnya.
Untuk mencegah pendaki naik, imbuh Billy, Perhutani akan menempatkan petugas, yang akan selalu siaga di akses jalan menuju puncak. Aturan itu tak hanya berlaku bagi pendaki, tapi juga warga sekitar yang hendak naik.
Untuk diketahui, Bukit Piramid bukan destinasi wisata atau lainnya. Sebab, bukit tersebut memiliki kontur yang sangat terjal dan ekstrem. Perhutani tak pernah memberi izin, jika ada kelompok atau pendaki yang meminta izin melakukan pendakian ke bukit tersebut.