Sutrisno mengatakan dirinya beserta sang istri tengah melaksanakan Salat Tahajud saat peristiwa teror tersebut terjadi. Awalnya dirinya mengira suara ledakan itu berasal dari letusan ban kendaraan atau tembakan polisi saat akan menangkap penjahat.
Namun saat diperiksa oleh anggota Satpol dan penjaga keamanan rumahnya, Sutrisno terkejut bahwa ledakan berasal dari petasan di bagian garasi rumahnya.
Aksi teror itu menurut mantan bupati dua periode itu sangat kental unsur politisnya. Pasalnya peristiwa ini terjadi menjelang pelaksanaan Pilkada Kediri.
"Kalau saya menangkapnya ini kan menjelang Pilkada, tentunya ada suhu politik yang memanas. Sebagai pengalaman kita, masyarakat Kabupaten Kediri selama 20 Tahun nyaman dan tenang, baru Pilkada saat ini itu terjadi sesuatu yang apa aneh apa unik," jelas Sutrisno di rumahnya, Minggu (16/8/2020).
Saat disinggung bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan ulah orang yang tidak senang dengan dirinya maupun keluarganya. Sutrisno menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya pasrahkan semuanya kepada Allah, masyarakat Kediri yang tahu seperti apa saya. Semuanya terjadi atas izin Allah SWT, namun soal terungkapnya atau tertangkapnya pelaku teror ini, semua kewenangan kepolisian," pungkas Sutrisno.
Tonton video 'Pesan Bernada Ancaman di Petasan Teror Rumah Bupati Kediri':
(iwd/iwd)