SMKN 6 Surabaya Gelar Simulasi Belajar Tatap Muka, Hasilnya?

SMKN 6 Surabaya Gelar Simulasi Belajar Tatap Muka, Hasilnya?

Faiq Azmi - detikNews
Rabu, 12 Agu 2020 19:21 WIB
SMKN 6 Surabaya Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Simulasi belajar tatap muka (Foto: Faiq Azmi/detikcom)
Surabaya -

SMKN 6 Surabaya menggelar simulasi belajar tatap muka yang rencananya dimulai 18 Agustus mendatang. SMKN 6 menjadi salah satu pilot project pembukaan kegiatan sekolah tatap muka tingkat SMA/SMK di Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Sejumlah simulasi protokol kesehatan dilakukan mulai dari petunjuk arah masuk dan keluar di sekolah. Lalu pengecekan suhu, physical distancing hingga cuci tangan sebelum masuk kelas. Para siswa dan guru memperagakan simulasi tersebut.

Kepala SMKN 6 Surabaya Bahrun mengatakan simulasi itu dilakukan untuk mengetahui kesiapan dan kekurangan pihak sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.

"Ini simulasi di SMKN 6 Surabaya tentang protokol kesehatan yang kita siapkan. Karena penerapan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, melainkan juga sejak saat siswa berangkat dari rumah," ujar Kepala SMKN 6 Surabaya Bahrun di lokasi, Rabu (12/8/2020).

Pihaknya sempat melakukan simulasi pada hari Selasa (11/8). Bahrun mengaku masih banyak yang harus dievaluasi untuk membuka kegiatan belajar tatap muka di SMKN 6. Evaluasi tersebut salah satunya masih ada potensi penumpukan siswa saat jam pulang sekolah. Karena ada siswa yang dijemput dan bawa motor sendiri.

"Ini akan kita evaluasi agar tetap tertib dan menjaga jarak," imbuhnya.

Bahrun mengatakan pihaknya menyediakan 9 thermo gun dan 30 lebih wastafel di sudut sekolah. Namun evaluasi lain yakni penempatan wastafel dan tingkat kesadaran siswa untuk menjaga jarak masih minim. "Memang ini kebiasaan baru. Karena masih belum terbiasa, jadi guru-guru juga sering mengingatkan untuk tetap menjaga jarak," imbuhnya.

Menurutnya dengan waktu simulasi selama empat hari ini, pihaknya akan membuat pola yang berbeda setiap harinya. Hal ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan setiap harinya. Selain itu, pihaknya juga terus mencari formula agar kesehatan siswa dan guru juga tetap terjamin.

Tonton video 'Sekolah di Zona Kuning dan Hijau Boleh Belajar Tatap Muka, Tapi...':

[Gambas:Video 20detik]



"Jadi memang untuk protokol kesehatannya kita buat ketat. Meskipun simulasi siswa yang datang juga harus bawa surat pernyataan sehat dari orang tua tidak perlu ke rumah sakit dan puskesmas. Begitupun jika orang tua tidak berkenan anaknya masuk, ya kita ikutkan belajar daring," jelasnya.

Dia menjelaskan dalam belajar tatap muka nantinya, materi yang disampaikan akan berfokus pada teori dan pembelajaran adaptif-normatif. Pasalnya, pembelajaran tatap muka maksimal hanya tiga jam pelajaran.

"Ada pemampatan kompetensi dasar materi yang akan disampaikan. Kita sudah koordinasi dengan guru mata pelajaran, karena waktunya hanya 4 jam, maka ini tugasnya guru-guru untuk berkreasi dengan materi dan waktu yang diberikan terbatas," katanya.

Untuk pembelajaran materi produktif atau kejuruan, ditegaskan Bahrun, pihaknya menggunakan metode center of teacher. Yakni ketika praktikum, guru yang akan mempraktikkan. Sedangkan siswa menganalisanya. Untuk metode itu akan diterapkan di jurusan yang sistem prakteknya mandiri seperti kecantikan.

"Tapi untuk praktik yang dilakukan secara kelompok ini beda lagi. Maka siswa yang melakukan praktik sendiri. Jumlahnya tergantung tingkat kompleksitas praktik, minimal dua siswa. Tergantung peralatan praktiknya juga," imbuhnya.

Sementara untuk sesi pembelajaran, Bahrun mengaku akan membahas tersebut usai mengadakan evaluasi di hari terakhir. Jika memungkinkan, pihaknya akan membuat 2 sesi dalam sehari untuk 2.412 siswa di 76 ruang kelas yang disiapkan. Karena Surabaya berada di zona oranye, maka hanya diperkenankan mengisi setiap kelasnya sebesar 25 persen.

"Sisanya nanti daring. Jadi siswa yang datang di hari Senin tidak akan lagi ikut di hari berikutnya. Ini akan dilakukan bergiliran, paling tidak seminggu mereka akan melakukan tatap muka sekali. Setiap hari nanti guru-guru yang mengajar juga berbeda-beda. Kita juga akan melakukan sterilisasi ruangan jika memang memungkinkan penggunaan dua sesi," terangnya.

Selain persiapan teknis, pihak sekolah juga menyiapkan tim penegak disiplin dari tim gugus tugas COVID-19 sekolah yang berasal dari OSIS. Setidaknya ada 36 siswa yang terlibat dalam tim penegak disiplin ini. Tim tersebut akan membantu sekolah dalam disiplin protokol kesehatan untuk siswa.

Sebelumnya diketahui, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menetapkan kegiatan belajar tatap muka di sekolah tingkat SMA/SMK. Untuk zona kuning, siswa yang masuk sebanyak 50 persen sedangkan zona oranye sebanyak 25 persen.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.