Memperingati HUT ke-75 RI, kampung-kampung di Surabaya mulai bersolek. Salah satunya kampung RT 04 Mulyorejo Selatan Baru. Mereka menghias kampungnya dengan pernik-pernik dan ornamen Wuhan, Wuhan diketahui negara pertama kali yang terkena wabah virus COVID-19.
Namun bagi warga di kampung tersebut, nama Wuhan sendiri dijadikan semangat bagi warga saat perayaan 17 Agustus untuk bangkit dari keterpurukan wabah COVID-19.
Ketua RT 04 Mulyorejo Selatan Baru, Surabaya, Achmad Arianto (28) menceritakan awal mula kampungnya berubah identik warna merah ini karena memiliki banyak lampion. Namun tidak tahu akan difungsikan sebagai apa. Hingga akhirnya menjelang HUT RI lampion itu tetep terbengkalai.
Akhirnya, muncullah ide dibuat Kampung Cina. Ide itu muncul tak sengaja dari hasil cangkrukan bersama bapak-bapak saat malam hari. Setelah diaplikasikan dan menghias kampung dengan warna merah, mereka pun mengusulkan mengambil tema 'Wuhan'.
"Masyarakat di sini dulu ada beberapa yang positif (COVID-19). Mereka ingin sembuh, ada yang nggak pingin lockdown, PSBB. Di sini baru dua minggu zona hijau," kata Arianto kepada detikcom saat dikonfirmasi, Rabu (12/8/2020).
"Dikasih nama Kampung Wuhan biar sehat semua, perekonomian membaik, tidak ada yang sakit dan semangat luar biasa sekali dari warga. Apa lagi anak-anak muda, berkaitan dengan hal-hal positif pasti disupport," ujarnya.
Mulanya, di Kampung Wuhan ini dipasangi lampion dibentangkan di tiang, kemudian sangkar burung warna-warni di pohon. Kemudian jalanan di gang itu dicat berbagai warna dan gambar.
"Di situ akhirnya mikir, jalannya sudah bagus tapi rumahnya jelek-jelek. Akhirnya saya ngobrol sama pengurus, susahnya di sini cuman 32 KK. Paling banyak penduduk kosnya," kata dia.
Akhirnya, jelas dia, warga sepakat iuran bersama agar kegiatan Agustusan ini menjadi positif. Dia pun bersyukur masyarakat sangat mensupport untuk mengembangkan kampung dan berbenah. Akhirnya muncul ide agar warga membenahi dan menghias rumahnya, yakni dengan memberi hadiah uang.
"Benderanya baru semua. Dulu nggak seperti ini. Mulai dua bulan yang lalu dicicil rumah-rumah yang nggak ada tiang benderanya," ucapnya.
"Juara satu Rp 1 juta, juara dua Rp 750 ribu dan juara ketiga Rp 500 ribu untuk RT 04 tok (saja). Di situ saya sempat mikir minggu tak ajak kerja bakti tidak mau, tak kira gondok (Ngambek) karena kerja bakti nggak ada uangnya, ternyata sore saya lihat rumah masing-masing bagus-bagus dan karang taruna bangkit," jelasnya.
![]() |
Selain menghias rumah dan jalan, juga disediakan gubuk untuk tempat edukasi anak. Terdapat permainan tradisional, seperti eggrang, batok, hingga hola hop.
"Tempat edukasi. Di sini bikin eggrang, batok, kuda lumping, ketapel, yoyo, dakon, hollahop bikin sendiri, engkle supaya ndak main HP terus. Meskipun dibuat Kampung Cina tapi tetap tidak meninggalkan kesan nusantara," ujarnya.
Puncaknya saat 17 Agustus pukul 06.30 WIB, warga akan melakukan upacara bendera di depan rumah masing-masing. Dan mereka upacara dengan menggunakan baju adat nusantara.