Massa pekerja seni Surabaya bernapas lega setelah mengetahui bahwa Perwali No 33 tidak melarang hajatan. Mereka menangis haru hingga sujud syukur.
Pantauan detikcom di depan Balai Kota Surabaya, perwakilan pekerja seni mengikuti audiensi dengan Pemkot Surabaya. Pemkot diwakili Kepala BPB Linmas Irvan Widyanto dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Antiek Sugiarti.
Tampak pula Kapolrestabes Surabaya Kombes Jhonny Eddizon Isir dan perwakilan dari DPRD Kota Surabaya. Yakni Wakil Ketua DPRD Reni Astuti dan anggota Komisi A Budi Leksono.
![]() |
Baca juga: Pemkot Surabaya Dikepung Mobil Sound System |
Saat audiensi, Irvan mengatakan bahwa dalam Perwali No 28 dan Perwali No 33 Tahun 2020, hajatan tidak dilarang. Namun harus mematuhi protokol kesehatan.
"Bahwasanya dalam Perwali No 28, No 33 tidak melarang hajatan. Ini yang harus digarisbawahi oleh teman-teman semuanya. Sekali lagi, di Perwali No 28 dan No 33 tidak ada yang melarang kegiatan sosial budaya, salah satunya adalah hajatan," kata Irvan di Taman Surya, Rabu (12/8/2020).
Tonton video 'Pandemi Corona, Menparekraf: Pekerja Seni akan Dapat BLT':
Irvan menjelaskan, Perwali No 28 dan No 33 Tahun 2020 dibuat agar masyarakat mematuhi tatanan baru selama pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya dalam mengelar hajatan.
"Di mana dulunya tidak pakai masker, sekarang harus pakai masker. Dulu tidak jaga jarak, sekarang harus jaga jarak. Dulu boleh bersalaman sekarang tidak boleh bersalaman dulu. Itu yang diatur esensi dalam Perwali, semata-mata apa untuk kesehatan masyarakat," lanjut Irvan.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Pemkot Surabaya, perwakilan pekerja seni kemudian menyampaikan hasil audiensi kepada para pendemo yang masih bertahan di Jalan Sedap malam. Massa lega setelah salah seorang orator menyampaikan bahwa hajatan tidak dilarang.
"Hore...Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, terima kasih, terima kasih, merdeka," teriak massa mengucapkan takbir.
Mereka larut dalam kegembiraan. Sebagian sound system milik pendemo langsung dibunyikan kembali. Di tengah riuh kegembiraan, banyak potret yang menarik perhatian. Mulai dari para pendemo yang menangis haru hingga yang kompak bersujud syukur.