Polisi meringkus pelaku penculikan dan penyekapan perempuan asal Gresik di Surabaya. Tiga dari empat pelaku ditangkap di Sumenep Madura.
Otak dari penculikan ialah IB (29) warga Sumenep. Pelaku merasa sakit hati lantaran cintanya kepada korban WNP (23) putus di tengah jalan. Rencana menikahi gadis pujaan pun kandas.
Kepada polisi, IB mengaku telah menjalin cinta dengan korban sejak tahun 2016 lalu. Tersangka mengaku tiba-tiba diputus secara sepihak tanpa alasan pasti.
"Putus karena tidak ngasih kejelasan ke saya. Lama tidak ketemu. Karena saya kena lockdown, jadi saya pulang ke Madura. Di situ, (korban) WhatsApp saya katanya ndak mau lagi, jadi dia tidak kasih keputusan. Saya mau menemui tapi saya tidak dikasih kesempatan," kata IB saat ditanya polisi ketika rilis di Mapolrestabes Surabaya, Selasa(11/8/2020).
Tersangka yang mengenal dengan korban sejak kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya itu mengaku masih mencintai korban. Bahkan keduanya mempunyai rencana menikah.
"Masih cinta, iya. Jadi tujuannya ingin melanjutkan lagi. Karena saya dan cewek (korban) saya disuruh ke sana hari raya, disuruh bawa tanggal nikah. Jadi saya sudah persiapkan bersama orang tua di rumah, kalau saya hari raya akan ke Gresik untuk membicarakan tanggalnya kapan, tapi di hari raya itukan ada lockdown. Jadi diundur," lanjut IB.
IB yang sakit hati lantaran cintanya kandas di tengah jalan itu Kemudian melakukan perbuatan penculikan bersama tiga rekannya. Dia menculik korban dan menyekapnya selama hampir enam hari di Sumenep.
"Ini gara-gara simpang siur. Cewek saya bilang ibunya tidak setuju," ungkap IB.
IB juga ingin mengembalikan kepercayaan kepada korban karena ia dikabarkan sudah menjadi duda. Padahal tidak.
"Saya hanya ingin mengembalikan kepercayaan. Imagenya kayak gitu, sakit pak," tandas IB.
IB kini hanya bisa menyesali perbuatannya. Ia bersama tiga rekannya saat melakukan penculikan dan penyekapan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tersangka terancam dijerat pasal 328 KUHP yaitu tentang penculikan ancamannya 12 tahun dan merampas kemerdekaan orang lain pasal 33 ayat 1 KUHP ancamannya hukum 6 tahun.