Bukit Piramid Bondowoso menelan 2 korban jiwa sejak Juni 2019. DPRD setempat berharap ada langkah kongkrit agar tidak ada lagi korban di bukit tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmad mengatakan, Bukit Piramid memang berbahaya bagi pendaki pemula.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani, agar kawasan itu segera ditutup saja," Kata Irwan, Selasa (11/8/2020).
Menurutnya, jika masih tetap akan dibuka, maka harus disiapkan pemandu yang memang memiliki kemampuan khusus tentang gunung. Karena bukit yang berada di Kecamatan Curahdami itu medannya ekstrem.
"Jalan menuju puncak itu sebenarnya sudah dipasang portal. Tapi masih sering diterobos. Ya mungkin karena penjagaannya longgar. Makanya, secepatnya kami akan koordinasikan dengan Perhutani," imbuhnya.
Pemkab sebagai pemangku wilayah juga mengaku akan segera mencari formula yang paling tepat. Langkah tersebut harus segera dilakukan dengan Perhutani, sebagai pengelola kawasan.
Sebelumnya, DPRD setempat menyesalkan Bukit Piramid kembali menelan korban jiwa. Di mana seorang pelajar SMAN Tenggarang, Multazam Ashari (18) jatuh ke jurang 100 meter di Bukit Piramid, Minggu (9/8). Karena sulitnya medan, korban baru dapat dievakuasi 10 jam kemudian.
Multazam menjadi korban kedua di Bukit Piramid. Sebab pada Juni 2019, seorang pelajar SMP bernama Thoriq juga jatuh ke jurang itu. Korban baru ditemukan setelah dilakukan operasi pencarian selama 13 hari.
"Ini kan sudah kejadian kedua kalinya. Kok masih saja terjadi lagi. Maaf, ini di luar konteks takdir lho ya," papar Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir, kepada sejumlah wartawan di rumah dinasnya, Senin (10/8).