Pelajar SMA, Multazam tewas terjatuh di Bukit Piramid Bondowoso. Ia menjadi korban kedua yang jatuh ke jurang 100 meter.
Menanggapi hal itu, DPRD Bondowoso menyesalkan masih terjadi peristiwa yang menelan korban jiwa di bukit tersebut. "Ini kan sudah kejadian kedua kalinya. Kok masih saja terjadi lagi. Maaf, ini di luar konteks takdir lho ya," papar Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir kepada sejumlah wartawan di rumah dinasnya, Senin (10/8/2020).
Menurutnya, pemerintah kabupaten seharusnya sudah mengambil langkah untuk mengantisipasinya. Misalnya segera berkoordinasi dengan pihak Perhutani. Karena yang punya wilayah memang institusi itu.
"Jika perlu ditutup saja dulu, sebelum ada kesepakatan tentang tata kelola obyek tersebut," imbuh Ahmad.
Ia menambahkan, itu bukan persoalan obyek tersebut dapat mendatangkan retribusi atau tidak. Tapi bagaimana menciptakan rasa aman bagi pendaki maupun masyarakat sekitar.
"Kita kan tidak mau ada kejadian ketiga, keempat kalinya dan seterusnya. Karena untuk naik ke sana (Bukit Piramid) itu memang membutuhkan skill khusus. Sementara, makin hari obyek tersebut semakin diminati. Khususnya para kawula muda," lanjutnya.
Untuk diketahui, pelajar SMA, Multazam tewas terjatuh di Bukit Piramid pada Minggu (9/8) pagi. Jenazahnya ditemukan di dasar jurang sekitar 100 meter. Evakuasi jasad siswa kelas 12 tersebut membutuhkan waktu sekitar 10 jam karena medannya berat.
Sementara pada Juni 2019, seorang pelajar SMP di Bondowoso, Thoriq juga jatuh di bukit tersebut. Jasadnya baru ditemukan sekitar 13 hari setelah dia terjatuh.