Aksi brutal massa perguruan silat di Situbondo membuat rusak puluhan rumah, mobil dan tempat usaha warga rusak. Bahkan sebuah kantor desa dan kios bensin juga ikut jadi sasaran. Tak hanya itu saja, lima warga luka dan mendapat perawatan di rumah sakit.
Aksi perusakan terjadi Senin (10/8/2020) dini hari diduga dipicu keributan soal bendera merah putih antara massa dan warga setempat. Saat itu massa usai menghadiri kenaikan tingkat perguruan silat. Saat melintas dua desa, Desa Kayu Putih Kecamatan Panji hingga Desa Trebungan Kecamatan Mangaran, salah satu massa mencabut bendera merah putih yang ada di depan rumah warga.
Warga yang melihat salah satu anggota perguruan silat mencabut bendera lantas menegur. Sempat terjadi adu mulut. Rupanya, aksi itu memicu massa datang lebih banyak dan merusak rumah-rumah warga Senin dini hari.
Warga merasakan suasana mencekam selama terjadinya aksi perusakan tersebut. Tak hanya suara teriakan dan deru mesin dan gas ratusan sepeda motor yang dimainkan dari arah jalan raya saja. Suasana makin mencekam, saat warga mendengar banyak orang seperti sedang mengamuk di depan rumahnya.
Mereka melempari batu dan memukulkan kayu ke arah kaca-kaca rumah warga dan barang apa saja yang ada di dekatnya. Mendengar itu, kebanyakan warga yang awalnya sedang tidur lelap mendadak terbangun dan jadi ketakutan. Karena itu, warga memilih bertahan dan bersembunyi di dalam rumah.
"Saking takutnya, tetangga saya sampai sembunyi di kamar mandi. Maklum, dia tinggal sendiri. Suaminya sudah tidak ada. Baru berani keluar setelah orang-orang itu pergi," kata seorang warga mengaku bernama Astro di lokasi kejadian.
Ketakutan ini tak hanya dirasakan warga dewasa saja. Seorang balita berumur 2 tahun juga menangis karena takut dengan suara gaduh depan rumahnya. Tahu anaknya menangis, orang tuanya makin ketakutan. Sang ortu ini pun langsung menutup mulut anaknya yang menangis. Tujuannya agar suara tangis anaknya tidak terdengar keluar rumah dan didengar massa.
Video 'Penampakan Puluhan Rumah yang Rusak Diserang Massa Perguruan Silat di Situbondo':
"Ini cucu saya nangis sampai ditutup mulutnya. Kalau tidak, nanti bisa kedengaran massa depan rumah. Khawatir mereka masuk dan mencelakai kami," tukas nenek sang balita yang enggan disebut namanya.
Aksi brutal ini membuat membuat murka Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto. Dia turun langsung meninjau lokasi. Baik yang di Desa Kayuputih Kecamatan Panji, maupun Desa Trebungan Kecamatan Mangaran. Bupati Dadang cukup geram, hingga menyebut aksi perusakan itu sebagai tindakan memalukan.
"Kekuatan yang ada tidak dijadikan prestasi. Tapi malah mencoreng dan membuat masalah baru saat Indonesia sedang dalam masa pandemi. Ini sungguh memalukan," tegas Bupati Dadang di lokasi kejadian.
Padahal, sambung Dadang, Kabupaten Situbondo sendiri sedang berjibaku memperbaiki bidang ekonomi dan kesehatan masyarakat dampak pandemi COVID-19. Namun, kondisi tersebut malah justru dicederai dengan tindakan perusakan. Karena itu, pihaknya akan meminta pertanggungjawaban pihak yang terlibat.
![]() |
"Kalau mau sportif, menyerah dong. Karena mau lari kemana saja pasti akan ditangkap," tambahnya.
Polda Jatim pun menerjunkan sejumlah tim Brimob dan penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum). Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut situasi di lokasi telah berangsur kondusif. Kendati demikian, pihaknya mengirim 2 SST atau Satuan Setingkat Peleton Tim Brimob.
Truno mengatakan penyidik juga telah mengumpulkan bukti. Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera mengungkap siapa pelaku dan dalang di balik aksi massa perguruan silat ini.
"Sementara ini penyidik sudah mengumpulkan alat bukti yang ada untuk mengungkap pelaku," imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Truno juga meminta bantuan tokoh kelompok perguruan silat di Situbondo hingga stakeholder terkait untuk meredam kasus ini. Sehingga, kasus ini bisa ditangani oleh polisi dan pelaku bisa diserahkan ke polisi. Dan masyarakat diimbau tidak lagi takut. Karena, polisi akan berpatroli untuk mencegah terulangnya aksi ini.