Menata konsep untuk mewujudkan kawasan sport city di Kota Delta akan dilakukan calon bupati Sidoarjo Achmad Amir Aslichin. Pengembangan sport tourism juga jadi fokus sebagai upaya mendongkrak wisatawan untuk geliatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Mas Iin panggilan akrabnya mengungkapkan akses transportasi sangat menunjang Sidoarjo untuk mewujudkan hal itu. Mulai dari ketersedian Bandara Internasional Juanda, Terminal Purabaya, hingga stasiun kereta api. Akses jalan tol pun telah tersambung ke berbagai daerah.
"Konsep sport city dan sport tourism bisa menjadikan Sidoarjo semakin maju," ucap lulusan The University of Melbourne, Australia itu, Kamis (6/8/2020).
Mas Iin yang akan maju pada pilkada Sidoarjo 2020 itu sudah merancang konsep yang matang untuk merealisasikan hal itu. Sport city tidak berdiri sendiri. Akan terjadi efek ganda (multy player effect) setelah sport city terwujud. Yakni, sport tourism. Sektor wisata, pendidikan, perdagangan, bahkan industri akan ikut terdorong. Geliat ekonomi masyarakat juga akan meningkat.
"Sidoarjo sangat potensial untuk mengadakan event bertaraf internasional," ucap dewan penyantun KONI Sidoarjo itu.
Pengembangan sport city akan melibatkan desa-desa di Sidoarjo. Ini lah kesempatan bagi badan usaha milik desa (BUMDes) untuk berkiprah. BUMDes bisa membangun venue olahraga. Seperti gedung serbaguna, kolam renang, lapangan bulu tangkis, basket dan lapangan voli. BUMDes lah yang nantinya mengelola sarana olahraga tersebut. Sumber pendapatan baru. Sebab, olahraga menjadi sarana rekreasi. Event olahraga sudah menjadi tontonan untuk menghibur keluarga.
Menurut Ketua DKW Garda Bangsa Jatim itu, pengelolaannya bisa melibatkan warga yang ahli maupun mantan atlet cabang olahraga tertentu. Dengan begitu, sang tokoh olahraga akan terus terlibat aktif membina anak-anak usia dini.
Pemerintah akan siap menghibahkan bantuan keuangan khusus ke desa-desa demi mewujudkan sarpras latihan. Bahkan, yang sekaligus tersertifikasi berstandar internasional.
"Kita nanti pasti dorong demi kemajuan bersama," terang pengusaha muda itu.
Di Sidoarjo, lanjut Mas Iin, ada SMANOR Jatim. Selain itu sudah ada kerjasama antara KONI Sidoarjo dengan Unesa untuk pendampingan sport science. Dia yakin Sidoarjo pantas menjadi kota pengembangan diklat olahraga atau akademi sebagai pusat pembinaan anak usia dini untuk bisa menjadi atlet.
Sarpras latihan sudah lengkap. Fasilitas asrama juga dibuat senyaman mungkin untuk kegiatan belajar. Agar memudahkan siswa didik untuk lebih fokus. Baik diklat atletik, renang, bulu tangkis, bola voli, sepak bola, bela diri, sepatu roda, senam dan beberapa cabor lainnya.
Di sisi lain, pusat pembinaan harus bekerjasama dan berafiliasi dengan sekolah-sekolah di kawasannnya. Agar pendidikan formalnya juga tetap berjalan dengan baik. Pusat-pusat pembinaan tidak hanya pemkab yang membuat dan mengelola. Tapi bisa dilakukan oleh desa maupun swasta.
"Dengan memaksimalkan potensi yang ada dan memaksimalkan keterlibatkan semua stakeholder penunjangnya, insyaallah akan lebih mudah untuk mewujudkan sidoarjo yang semakin maju, sehat dan sejahtera," ucap anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur itu.
Menurutnya, fasilitas olahraga lengkap berstandar internasional yang akan tersedia adalah sebagai wadah masyarakat untuk lebih giat berolahraga. Dan memacu generasi muda untuk bisa lebih berprestasi. Hal itu akan mendatangkan banyak peminat dari luar untuk menimba ilmu.
"Wisata edukasi hingga hiburan olahraga bisa terwujud untuk masyarakat," tegasnya.
Selain itu, kata pria kelahiran 5 Juni 1977, dengan penyediaan infrastruktur olahraga yang memadai, Sidoarjo bisa diarahkan untuk pengembangan konsep sport tourism. Konsep itu, tidak hanya soal pertandingan. Tetapi juga sebagai ajang wisata peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Penggabungan wisata dan sports jadi konsep yang ideal untuk mengajak wisatawan domestik dan mancanegara datang.
Menurutnya, sports tourism merupakan kegiatan olahraga untuk mempromosikan pariwisata suatu daerah dengan cara menggelar event olahraga besar di daerah itu. Agar daerah tersebut semakin terkenal. Caranya bisa melalui hard sports tourism, soft sports tourism, sampai bahari sports tourism.
"Ada banyak cara yang ditawarkan tinggal bagaimana niat dan kesiapan kita semua," terangnya.
Hard sports adalah gelaran olahraga yang bersifat besar. Mulai turnamen tingkat nasional hingga internasional. Misalnya, Porprov, PON, Sea Games, atau Asian Games. Sedangkan soft sports, olahraga sehari-hari yang sering kita jumpai.
Seperti lari atau sepeda yang bisa diikuti seluruh masyarakat. Untuk bahari sports tourism, kegiatan olahraga ini lebih mendekatkan diri ke alam. Misalnya lomba perahu yang bisa dilaksanakan di beberapa sungai yang berpotensi dan layak untuk ditempati latihan maupun event berkelas.
Wakil Ketua Askab PSSI Sidoarjo ini berharap pengembangan konsep sports tourism bisa digabungkan dengan kemajuan teknologi. Terutama melalui media sosial (medsos).
"Promosikan setiap kegiatan sport dan wahana wisata secara digital dengan masif. Medsos jadi wahana untuk bisa mengenalkan keunggulan Sidoarjo guna menarik wisatawan domestik dan mancanegara," pungkasnya.