Kasus positif COVID-19 di Ponorogo mencapai 208. Mereka dari klaster Ponpes Gontor 2, riwayat Surabaya, Temboro, Ronowijayan 1, Ronowijayan 2, PPIH Sukolilo, Panjeng dan Lain-lain.
Kasus terbanyak merupakan para pemudik. Terutama yang berasal dari Surabaya. Pun juga kontak erat pasien tersebut banyak yang terkonfirmasi positif.
"Paling banyak dari klaster pemudik, terutama yang berasal dari zona merah," tutur Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni kepada detikcom, Kamis (6/8/2020).
Yang dimaksud klaster pemudik itu merupakan gabungan dari klaster riwayat Surabaya, Temboro, Panjeng dan lain-lain. Ipong merinci, 86 kasus dari Ponpes Gontor 2, 23 dari riwayat Surabaya, 13 kasus Temboro, 13 dari Ronowijayan 1, 7 dari Ronowijayan 2, 4 dari Panjeng dan 54 lain-lain.
Dalam data terbaru, kasus di Ponpes Gontor 2, Temboro, Ronowijayan 1 dan PPIH Sukolilo sudah dinyatakan sembuh. Tinggal kasus riwayat Surabaya 5 pasien, Ronowijayan 2 ada 7 pasien, Panjeng 1 pasien dan Lain-lain 22 pasien.
"Terutama pemudik dari Surabaya, di sana fasilitas kesehatan penuh akhirnya pulang ke sini dan menulari kontak keluarganya," jelas Ipong.
Tonton video 'Tips dan Trik Pilih Obat Herbal Tradisional yang Legal':
Rabu (5/8), ada tambahan 9 kasus positif COVID-19. Dua di antaranya merupakan warga yang mempunyai riwayat dari Surabaya. Sedangkan tujuh lainnya merupakan kontak dekat dengan pasien positif COVID-19 sebelumnya.
"Kemarin ada 2 orang dari Surabaya, kerja di sana pas pulang ke sini rapid test reaktif. Lanjut tes swab hasilnya positif," terang Ipong.
Bahkan ada satu pasien yang terkonfirmasi positif usai menerima kunjungan dari menantunya, yang datang dari Surabaya. "Tingkatkan kewaspadaan dan monitoring kedatangan warga dari zona merah," lanjut Ipong.
Menurutnya, perilaku disiplin protokol kesehatan merupakan kunci utama. Mulai dari diri sendiri seperti memakai masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak.
Kasus konfirmasi COVID-19 di Kabupaten Ponorogo mencapai 208 orang. Dengan rincian 173 sembuh, lima meninggal dunia dan 30 masih diisolasi.