Heboh Fetish Pocong Mahasiswa, Pengakuan Korban Hingga Polisi Turun Tangan

Round-Up

Heboh Fetish Pocong Mahasiswa, Pengakuan Korban Hingga Polisi Turun Tangan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 31 Jul 2020 09:17 WIB
fetish kain jarik
Foto: Tangkapan layar
Surabaya -

Sebuah cuitan tiba-tiba saja viral di twitter. Cuitan tersebut berisi curahan hati seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unai) yang mengaku merasa dilecehkan seniornya sesama mahasiswa Unair.

Bentuk pelecehan itu ia sebut dengan preador 'Fetish Kain Jarik'. Di dalam utasnya, mahasiswa yang mengaku menjadi korban itu dipaksa 'membungkus' dirinya sendiri seperti mayat yang dikafani menggunakan kain jarit.

Semua screenshot percakapan di DM Instagram dan WA ia keluarkan semua. Ia juga melengkapinya dengan foto. Ia menyebut pelaku adalah Gilang, seorang mahasiswa Unair akhir.

Unair sendiri langsung tanggap terhadap informasi tersebut. Dan Unair membenarkan bahwa pelaku memang adalah mahasiswanya. Ia merupakan mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) semester 10 angkatan 2015. Ia mahasiswa rantau dan selama di Surabaya, ia indekos.

"Mahasiswa itu benar adanya. Yang bersangkutan itu ada catatannya. Dia semester 10," kata Ketua Pusat Informasi dan Humas Suko Widodo kepada wartawan di Kampus Unair C, Kamis (30/7/2020).

Suko mengatakan ketika menerima informasi itu, pihaknya segera menghubungi pelaku. Pihak FIB juga baru saja melakukan sidang komisi etik terhadap informasi tersebut.

"Belum pernah ada yang melapor. Jadi pihak FIB baru tahu juga dari informasi di medsos," ujar Suko.

Namun usaha Unair menghubungi pelaku dan juga orang tuanya nihil dan tanpa hasil. Belum ada komunikasi antar mereka.

"Yang bersangkutan dipanggil, dihubungi tidak bisa," lanjut Suko.

FIB tempat pelaku berkuliah membantah soal riset yang selalu dikatakan pelaku saat membujuk para korbannya. Dekan FIB Unair Prof Diah Ariani Arimbi memastikan penelitian di FIB tidak pernah ada yang mengarah pada pelecehan seksual atau praktik-praktik yang merendahkan martabat kemanusiaan.

"FIB senantiasa berkomitmen untuk menentang segala praktik kekerasan seksual, kekerasan fisik, perundungan, baik yang bersifat fisik maupun verbal. Bahwa saat pernyataan resmi ini disampaikan, proses investigasi sedang berlangsung dan FIB berkomitmen secara terbuka menginformasikan kepada publik perkembangan investigasi atas dugaan pelecehan dan/atau kekerasan seksual ini," ujar Diah.

Di kalangan mahasiswa FIB, pelaku memang dikenal mempunyai penyimpangan seksual. Bahkan tak sedikit cerita keluhan dari para mahasiswa baru (maba) bahwa pelaku sering meminta korban dijadikan objek bungkus-membungkus dengan alasan riset.

"Dia (pelaku) sejarahnya sebenarnya dari dulu seperti itu. Waktu saya masih maba, banyak teman mendekati dan mengeluh. Saya dapat cerita banyak keluhan seperti itu," kata Amoretta Putri (20), mahasiswa FIB Unair semester 7.

Amoretta, yang mengikuti akun Instagram pelaku, juga mendapati hal-hal tak wajar. Pelaku diketahui tengah bersemangat menyuarakan tentang LGBT.

"Dan saya yang ketahui di media sosialnya lagi getol-getolnya menyuarakan LGBT," ujarnya.

Bahkan pelaku, yang dikenal menyukai sesama jenis, bangga mengakuinya. Masih di media sosialnya, pelaku dengan tinggi hatinya menuliskan biseksual.

"Di Instagram pun dia menuliskan biseksual dengan bangga. Teman-teman angkatannya tahu kok dia memang gay. Sudah terkenal gitu," kata Amoretta.

Bahkan Amoretta menyebut bahwa pelaku pernah tepergok saat membungkus salah satu korbannya di kos. Ia tepergok warga. Lalu ia diarah dan disuruh meminta maaf.

"Dengan membentangkan tulisan 'saya tidak akan mengulangi lagi'. Itu waktu tahun 2017 atau 2018 gitu," cerita Amoretta.

Polisi turun tangan di tengah ramainya viral ini. Polisi akan mendalami kasus yang utasnya dibuat oleh seorang mahasiswa yang mengaku menjadi korban.

"Kami dalami dulu," kata Kanit Resmob Polrestabes Surabaya Iptu Arief Rizky Wicaksana.

Arif mengatakan pihaknya sudah mengetahui dan membaca utas di twitter yang viral tersebut. Saat ini, pihaknya akan meminta keterangan semua pihak terkait viralnya kasus ini.

"Ini masih kita dalami, memang dari kemarin udah viral nih. Ini kita masih coba hubungi korban-korban, Karena kemungkinan besar nggak cuma satu (korban)," tandas Arief.

Halaman 2 dari 3
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.