"Ya kalau ngomong (mudik Toron) diperbolehkan kesannya malah kita mempersilahkan, jadi kita bukan mendorong. Yang penting jangan ada mobilitas yang berlebih," kata Emil di lokasi, Kamis (30/7/2020).
Untuk mengantisipasi pemudik yang bisa menyebarkan virus Corona di tengah pandemi ini, Emil menyebut sistem protokol di daerah mudik khususnya di Madura menjadi acuannya. Sistem protokol yang dimaksud yakni proteksi lokal yang ada di titik-titik tertentu untuk mencegah penyebaran virus.
"Sistem protokol kita sekarang sifatnya lokal proteksi jadi di titik tertentu itu diharapkan sudah ada sistem untuk menangkal penyebaran COVID-19. Bahkan kalau sudah sampai, mereka tidak sembarangan untuk komunikasi dengan orang lain. Artinya protokol kesehatan diterapkan di lingkungan masing-masing. Jadi itulah titik tumpu upaya promotive, preventif saat ini," jelasnya.
Untuk jumlah kendaraan di mudik Toron kali ini, Emil menyebut titik puncaknya adalah 60 kendaraan per-menit. Jika dihitung per-jam berarti ada 3.600 kendaraan.
"Ini kalau kita lihat arus kendaraan semakin malam memang turun. Sempat kita iseng menghitung saat ramai tadi ada sekitar 60 kendaraan yang melintas per-menitnya. Puncaknya tadi hingga jam 7 malam," kata Emil.
Mantan Bupati Trenggalek ini mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang bisa menjaga suasana di gerbang pintu Tol Suramadu tetap kondusif saat mudik Toron. Ia juga mengapresiasi pemudik yang mayoritas sudah menggunakan masker.
"Kami terima kasih kepada jajaran polisi dan tokoh masyarakat Madura dalam melancarkan arus di sini, juga memberi informasi di Madura. Tadi kita juga senang lihat mayoritas pengendara pakai masker semua. Kalau yang tidak pakai, kita lakukan upaya persuasif seperti tadi kita beri masker," pungkasnya.
Dalam pengecekan gerbang tol Suramadu, turut hadir Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Drs. Slamet Hadi Supraptoyo, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum beserta jajaran. (iwd/iwd)