Pasien COVID-19 yang Bunuh Diri di RSU Haji Surabaya Sempat Frustrasi

Pasien COVID-19 yang Bunuh Diri di RSU Haji Surabaya Sempat Frustrasi

Faiq Azmi - detikNews
Kamis, 30 Jul 2020 17:54 WIB
Seorang pasien COVID-19 di Surabaya bunuh diri dengan meloncat dari lantai 6 RSU Haji. Pasien tersebut baru sehari dirawat di rumah sakit ini.
Jenazah pasien COVID-19 yang bunuh diri di RSU Haji/Foto: Faiq Azmi
Surabaya -

Pasien COVID-19 di RSU Haji Surabaya bunuh diri dengan meloncat dari lantai 6. Keluarga pasien mengatakan, yang bersangkutan sempat frustrasi karena beberapa kali tak diterima rumah sakit.

Pasien COVID-19 tersebut merupakan seorang pria berinisial MS (43). Ia warga Surabaya.

"Beberapa kali diuncal-uncal (dilempar-lempar). Mungkin orangnya jadi down, frustrasi lah. Bahasa saya dark alias peteng," kata Adik Ipar MS, Pangky Bambang kepada detikcom, Kamis (30/7/2020).

Pangky menjelaskan, sebelumnya MS telah melakukan swab sebanyak 2 kali. Swab tersebut dilakukan mandiri di 2 rumah sakit berbeda.

"Jadi mulai Kamis (23/7) lalu, kakak saya itu pas kerja sales. Lalu visitasi customer di kawasan Raden Saleh. Pulang dari sana badannya bergejala panas, batuk. Sempat dikasih obat pereda panas, turun. Lalu kerasa kayak ciri-ciri PDP (kasus probable)," terangnya.

"Beliau akhirnya secara mandiri ke Puskesmas Menur tapi ditolak, katanya gak ada rapid-nya. Kemudian ke RS Unair tapi disarankan isolasi mandiri karena menunggu hasil swab. Jadi diuncal-uncal (dilempar-lempar)," lanjutnya.

Kemudian MS sempat dirawat di RS Gotong Royong untuk dilakukan foto thorax. Ternyata memang ditemukan pneumonia di paru-parunya.

"Akhirnya disarankan isolasi mandiri di rumah lagi sambil menunggu hasil swab," jelasnya.

Pada Rabu (29/7), MS akhirnya dirawat di RSU Haji Surabaya. Pangky sempat menceritakan soal kakak iparnya ke salah satu radio di Surabaya.

"Ya akhirnya kemarin sekitar magrib dirawat di RSU Haji Surabaya itu. Baru sehari. Terus jam 9 pagi tadi saya dengar kabar meninggal dunia. Kalau meninggalnya loncat bunuh diri memang terus terang saya baru tahu. Mungkin pikiran peteng (gelap) ya, frustrasi karena COVID-19," pungkasnya.


Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.