"Ada 10 saksi yang kami sudah periksa," ujar Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin kepada detikcom, Kamis (30/7/2020).
10 saksi tersebut diantaranya 6 orang dari pihak RSUD Blambangan Banyuwangi dan sisanya keluarga dari pasien yang dibawa oleh LSM.
"Dari LSM kita juga periksa. Ada beberapa orang yang kita panggil," pungkasnya.
Saat ini, di Mapolresta Banyuwangi beberapa saksi mata penyerangan Instalasi Gawat Darurat RSUD Blambangan diperiksa. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap direktur RSUD Blambangan Banyuwangi dr Indah Sri Lestari.
Seorang dokter jaga di RSUD Blambangan Banyuwangi dikeroyok oleh sejumlah oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM). Para oknum LSM tersebut mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi itu, pada pukul 23.45, Senin (27/7) lalu.
Kasus dugaan pengeroyokan ini bermula ketika sekelompok anggota LSM mengantarkan seorang pasien untuk berobat ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Blambangan. Dari laporan korban inisial dr K, pasien yang dibawa LSM ini sudah dilakukan tindakan medis. Kemudian rekomendasinya dilakukan rawat jalan. Karena kondisi pasien membaik sehingga tidak perlu rawat inap.
Namun dari pihak LSM menolak dilakukan rawat jalan dan meminta agar si pasien dirawat inap. Tapi dokter tetap pada rekomendasinya. LSM ini lalu membawa pasien ke rumah sakit swasta. Dari rumah sakit swasta sekelompok anggota PSM ini mendatangi IGD RSUD Blambangan.
Setelah sempat cekcok dengan sejumah perawat, anggota LSM ini lalu mengeroyok dokter yang sebelumnya memeriksa pasien yang dibawa LSM.
Tonton video 'Detik-detik Pengunjung Cafe di Makassar Dikeroyok dan Dirampok':
(iwd/iwd)