Demo Mahasiswa Unair Diwarnai Aksi Tutup Jalan dan Bakar Kayu

Demo Mahasiswa Unair Diwarnai Aksi Tutup Jalan dan Bakar Kayu

Esti Widiyana - detikNews
Rabu, 29 Jul 2020 14:48 WIB
Sebanyak 70 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Airlangga (AMU) menggelar demo. Mereka menutup Jalan Ir Soekarno, tepatnya di perempatan Kampus Unair C.
Demo mahasiswa Unair/Foto: Esti Widiyana
Surabaya -

Sebanyak 70 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Airlangga (AMU) menggelar demo. Mereka menutup Jalan Ir Soekarno, tepatnya di perempatan Kampus Unair C.

Dalam demo tersebut, mereka membawa lima tuntutan. Salah satunya, mereka meminta Uang Kuliah Tunggal (UKT) diturunkan 50 persen.

Sejak pukul 11.00 WIB, mereka berkumpul di tengah perempatan jalan. Para mahasiswa membakar kayu. Demo ini di bawah pengamanan pihak kepolisian.

"Turunkan uang UKT sekurang-kurangnya 50 persen tanpa syarat kepada semua golongan. Kedua, adanya transparansi keuangan Unair berupa rancangan anggaran biaya (RAB)," kata mahasiswa Unair, Bobby Tanaya kepada detikcom, Rabu (29/7/2020).

"Ketiga berikan subsidi terkait pelaksanaan kuliah daring kepada mahasiswa. Bantuan berupa kuota internet yang layak selama perkuliahan daring berlangsung. Keempat bebaskan biaya perkuliahan UKT bagi mahasiswa akhir Unair. Kelima legalisasi 4 tuntutan di atas dalam bentuk penerbitan SK Rektor Unair yang baru mengenai pembiayaan UKT," imbuhnya.

Sementara salah seorang anggota AMU yang enggan disebutkan namanya mengaku, sebelum menutup jalan pihaknya sudah ke Rektorat Unair. Namun diblokade atau tidak diizinkan masuk.

"Kita cuma mau audiensi duduk dengan rektor ngobrol bareng gimana dampak teman-teman yang banyak putus kuliah. Bapaknya bangkrut, dirumahkan, ga bayar fasilitas kampus tetap bayar dengan harga yang sama," kata mahasiswa tersebut.

Mahasiswa Fakultas Hukum ini mengaku tetap membayar Rp 15 juta hanya untuk PPT dan kelas daring dengan aplikasi Zoom. Hanya ada 2.000 mahasiswa Unair yang mendapat keringanan pembayaran UKT.

"Karena kuota sangat minim, baru menerima 2.000. Apakah satu universitas 2.000 apakah yang terdampak hanya 2.000. Menyayangkan, kita dari mahasiswa ingin kebijakan yang mengakomodir terdampak," terangnya.

"Lucunya, program normal tapi di-sounding sebagai bentuk bantuan, manipulasi. Kedua jumlahnya. Mahasiswa Unair secara keseluruhan ini jumlahnya 30-40 ribuan. Bantuannya cuma 2.000an nggak nyampek. Sedangkan yang terdampak satu universitas. Ketiga klasifikasi dampak pandemi itu juga tidak rijib. Pandemi kan universal, secara nasional general penurunan ekonomi. Kalau syaratnya surat miskin dari kelurahan, pihaknya minta biar dapat bantuan kalau kerjanya jaga warung ga ada surat PHK-nya kan tidak bisa," paparnya.

Ia menambahkan, jika hingga malam nanti Rektor Unair belum menemui mereka, maka mereka akan menginap. "Belum ada yang menemui kami sama sekali. Dari tadi cuman ada polisi. Kalau sampai malam tidak ditemui kami akan bermalam, sudah siap," tambahnya.

Setelah menggelar demo di jalan raya, mereka melanjutkan aksi ke gedung rektorat. Namun mereka tetap tidak ditemui oleh pihak kampus. Bahkan sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dengan pihak kepolisian yang mengamankan.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.