Penyebaran virus Corona di Surabaya masih tinggi. Bahkan kasus kematian COVID-19 menempati posisi teratas di Indonesia. Lalu bagaimana masyarakat di Kota Pahlawan menanggapi kasus kematian tertinggi COVID-19 ini?
Salah satu tokoh masyarakat Surabaya Muhibbin Zuhri mengaku tak terlalu risau dengan sejumlah angka-angka terkait kasus COVID-19 ini. Namun yang paling penting adalah penanggulangan dan penanganannya.
"Kalau saya tidak terlalu menganggap laporan angka-angka itu ya. Tapi yang penting bagi saya bagaimana pemerintah menangani dan menanggulangi dalam preventif maupun kuratif terkait dengan COVID itu. Juga kesiagaan masyarakatnya menghadapi wabah ini," ujar Muhibbin yang juga Ketua PCNU Surabaya kepada detikcom, Selasa (28/7/2020).
"Soalnya kalau angka-angka ini kan tergantung sejauh mana pemeriksaan itu dilakukan. Pemeriksaan ya termasuk testing dan tracing itu. Kesadaran masyarakatnya juga sudah banyak memeriksakan diri. Ya jelas angkanya tinggi," tambahnya.
Menurut Muhibbin, penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah juga sudah serius dan masif. Meski begitu, ia mengakui pemerintah memang banyak menemui kendala. Salah satunya jumlah SDM. Untuk itu, masyarakat juga harus turut serta membantu pemerintah mencegah penularan COVID-19.
"Saya kira upaya sudah menunjukkan lebih serius dan masif. Cuma memang SDM yang dimiliki pemerintah tidak cukup mencover segini banyak warga. Oleh karena itu harus saling bantu bersama. Masyarakatnya juga harus peduli dengan lingkungan sekitarnya. Jadi tidak harus mengandalkan pemerintah," terangnya.
Muhibbin juga menilai saat ini kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan juga sudah semakin baik. Hal itu tak lepas dari gencarnya sosialisasi pemerintah.
"Sudah ada peningkatan dari sekian sosialisasi yang masif juga. Kita lihat juga orang-orang sudah mulai memakai masker. Lalu kemudian jaga jarak saya lihat di masjid-masjid juga sudah banyak menerapkan meskipun dengan keterbatasannya," ujar Muhibbin.
Senada yang diungkapkan, M Arifan. Salah satu tokoh masyarakat di Surabaya juga menilai penanganan COVID-19 tak bisa sepenuhnya diserahkan ke pemerintah setempat. Tetapi masyarakat juga harus turut serta dalam penanggulangan.
"Di masa pandemi COVID-19 ini memang kita tidak bisa menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah kota atau provinsi. Tetapi bagaimana kemudian seluruh masyarakat kota ini paham betul ptotokol kesehatan yang diterapkan pemerintah," ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris PD Muhammadiyah Surabaya.
"Kalau kemudian angka kasus dan kematian terus bergerak, saya kira banyak pihak yang harus ikut bersama-sama terlibat aktif dalam program-program yang dibikin pemerintah seperti kampung tangguh yang itu bisa memutus penyebaran virus," imbuhnya.
"Terus terang kami juga ngeri kalau melihat Surabaya dengan angka kematian yang tinggi. Ini perlu kerja ekstra keras untuk menghentikannya," tandas Arifan.