Detik-detik Menegangkan Warga Ambil Paksa Jenazah Probable COVID di Pasuruan

Detik-detik Menegangkan Warga Ambil Paksa Jenazah Probable COVID di Pasuruan

Muhajir Arifin - detikNews
Senin, 27 Jul 2020 21:48 WIB
Ratusan warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan mengambil paksa jenazah probable COVID-19 dari RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan. Begini potretnya.
Warga ambil paksa jenazah probable COVID-19 dan dinaikkan pikap (Foto: Muhajir Arifin)
Pasuruan - Warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, mengambil paksa jenazah probable COVID-19 dari RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan. Jenazah warga berinisial MA (44) ini lalu dibawa pulang dengan mobil pikap.

Kepala Desa Kedawang, Suharto, menceritakan detik-detik pasien meninggal hingga warga tiba-tiba masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) mencari jenazah. Suharto mengatakan, kejadian itu di luar dugaan.

"Saya ikut menunggui bersama keluarganya saat dirawat," kata Suharto, Senin (27/7/2020).

Pasien dibawa ke rumah sakit Sabtu (25/7) sekitar pukul 08.00 WIB dengan keluhan sesak nafas. Setelah didiagnosa, rumah sakit menyebut pasien mengalami infeksi paru-paru. Kondisi memburuk.

"Dokter bilang, pak kades, ibu (istri pasien), bapak sudah kritis. Coba lihat perutnya itu, jantungnya itu, dag dig dug dag dig dug kayak gitu. Jantungnya itu, perutnya itu kayak goncang atas ke bawah. Sudah darurat pas waktu itu. Dari tim medis bilang ibu harus sabar, bapak saya rawat di ruang isolasi dulu," terang Suharto.

Suharto lantas meminta agar petugas medis terus berusaha agar pasien bisa tertolong. Petugas medis, kata Suharto, menyanggupi tetap berusaha menangani pasien.

"Setelah dibawa ke ruang isolasi, saya dan keluarga menunggu di luar. Sekitar satu jam menunggu, saya pamit pulang dulu sama mantunya korban. Sore hari, jam dua (14.00) saya mendengar kabar pasien meninggal. Saya kemudian merapat ke rumah duka. Di sana sudah ramai. 'Pak inggih, pak inggih, ke sana sudah pak inggih, bantu pak inggih. Katanya di sana anu, dibilang Corona' keluarga bilang gitu," jelas Suharto.

Sebagai kades, Suharto kemudian menenangkan keluarga jenazah dan bergegas menuju rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit, ia mendapat telepon dari anaknya bahwa keluarga jenazah dan warga berangkat menyusul.

"Perjalanan dari Nguling ke Pasuruan kisaran satu jam, 45 menit lah. Dari pihak keluarga korban mungkin sudah nggak sabar. Saya mau sampai rumah sakit, ditelepon anak saya, keluarga dan warga berangkat. Saya bilang ke anak saya 'tolong bilang jangan diperbolehkan, ayah bilang nggak usah, apa kata ayah' begitu," tutur Suharto.

Saat Suharto tiba di rumah sakit, istri jenazah menangis. "Saya sampai rumah sakit, ketemu istri korban, 'gimana ini pak inggih. Ndak direken-reken (nggak segera ditangani) sama dokternya, itu masih di ruang isolasi'. Akhirnya saya yang urus dengan istri korban. Baru ngomong tiga kali sama petugas medis, tiba-tiba massa datang masuk di ruang IGD. Masuk IGD mencari jenazah. 'Mana mana jenazahnya, saya ambil sekarang, mana-mana...' Warga membawa jenazah keluar lalu bawa pulang," jelas Suharto.

Menurut Suharto, pihak rumah sakit menyatakan jenazah seharusnya dimakamkan dengan protokol COVID-19 karena statusnya probable. Namun, belum sempat protokol kesehatan dilakukan, jenazah sudah diambil.

"Alasanya, kalau sepengetahuan saya, alasanya takut jenazah tidak diperlakukan sesuai ajaran Islam. Warga takutnya langsung dibungkus dan masukan peti, dikubur tanpa sepengetahuan keluarga. Saya sudah bilang nggak mungkin kalau itu keluarga sampeyan, jelas dikasih tahu, tapi ya namanya masyarakat perlu memaklumi," ungkap Suharto.

Jenazah tiba di rumah duka pukul 16.00. Menurut Suharto, anggota Forkopimda, mulai wakil bupati, kapolres hingga dandim turun ke lokasi untuk menenangkan dan memberi pengertian warga.

"Akhirnya jenazah dikuburkan, yang ngubur diberi APD. Ada keluarga dan petugas medis yang diberi APD. Tapi jenazah dikubur normal, hanya kafan. Ratusan warga yang ikut menguburkan, tapi selain keluarga diminta agak menjauh," pungkas Suharto. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.