.webp)
Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami menjelaskan selama ditutup sejak Jumat (24/7) upaya sterelisasi dilakukan. Penyemprotan disinfektan di semua bagian ruangan dan peralatan terus dilakukan dengan kontrol ketat.
"Pertama kita sudah lakukan general cleaning. Dengan general cleaning ini, lingkungan dan sarana prasarana sudah didisinfektan," kata Woro kepada detikcom, Senin (27/7/2020).
Yang kedua, tambahnya, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) ditempatkan nakes yang tidak terkonfirmasi COVID-19. Karena tracing terus dilakukan tidak hanya diawal ada temuan nakes terkonfirmasi positif, namun dilakukan secara terua menerus.
"Tracing terus menerus kami lakukan, sehingga yang ditempatkan di IGD betul-betul sehat. Kami yakinkan kepada masyarakat, bahwa prosedur pelayanan kami utamakan keselamatan baik pasien, SDM kami maupun lingkungan," tandasnya.
IGD sendiri membutuhkan sebanyak 10 dokter jaga dan 14 perawat. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Woro mengaku menutup beberapa ruang rawat inap. Mereka yang biasanya bertugas di ruang rawat inap, kemudian ditugaskan di IGD. Sehingga secara kualitas dan kuantitas standar IGD tetap bisa dimaksimalkan.
Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar menyebut, 31 nakes RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebagai klaster baru. Klaster baru ini sebagai penyumbang terbanyak bertambahnya jumlah pasien positif di Kabupaten Blitar yang saat ini sebanyak 138.
Sementara Bupati Blitar Rijanto berharap dibukanya kembali layanan di IGD bisa dimanfaatkan warga. Warga diharapkan tidak takut kembali berobat ke RSUD Ngudi Waluyo karena telah dilakukan general cleaning dan penataan ulang nakes yang bertugas di IGD.
"Selanjutnya, saya imbau masyarakat tidak takut untuk kembali memeriksakan kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi," pungkasnya.
(fat/fat)
