.webp)
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Chirstijanto mengatakan selama razia jam malam banyak tempat hiburan malam yang sudah tutup. Namun juga ditemukan yang bandel masih buka.
"Itu banyak yang tutup, kemarin teman-teman setiap hari hampir menyasar sekitar 20 sampai 25 RHU, sudah banyak yang tutup. Tapi juga masih ada yang buka. Yang buka terpaksa kita minta tutup," kata Eddy saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (26/7/2020).
"Dan memang kita harus rutin, gak bisa kita tinggalkan. Setelah operasi kalau langsung dilepas, pasti mencoba untuk cari kesempatan. Tapi kita harus tetap, terus kita ulangi setiap hari," lanjut Eddy.
Selama tiga hari menggelar razia secara serentak di 31 Kecamatan, Eddy menyampaikan yang paling bandel buka ialah tempat hiburan malam.
"Rata-rata hiburan malam," ujar Eddy.
Eddy menjelaskan dalam pengawasannya sendiri. Tidak hanya dilakukan oleh Satpol PP Kota Surabaya saja. Namun dari jajaran samping yakni polisi dan TNI. Selain itu pihaknya juga meminta peran serta masyarakat untuk saling mengawasi.
"Kita juga minta bantuan ke masyarakat juga untuk mengawasi, ketika ada pengaduan masyarakat, waktu itu dari 112 langsung kita tindak lanjuti," ungkap Eddy.
Meski masih ditemukan banyak RHU yang tidak patuh. Eddy mengungkapkan pihaknya belum mengusulkan pencabutan izin usaha.
"Kalau yang ini, gak ada. Kalau yang kemarin (operasi sebelumnya) itu satu," tandas Eddy.
Sementara itu, Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Piter Frans Rumaseb mengatakan selama tiga hari razia jam malam secara serentak sebanyak 50 RHU dilakukan penutupan mulai restoran, hiburan malam, pub, diskotik dan bar.
"RHU Selama 3 hari itu 26 (hari pertama) 17 (hari kedua), 7 (hari ketiga)," kata Piter.
"Kalau yang ada restorannya kita cek terkait dengan SIUP, SKPLA, itu kalau ada restorannya. Kalau bar, diskotek, karaoke, rumah musik itu sudah clear ditutup," tandas Piter.
Tonton video 'Langgar Jam Malam, Warga di Surabaya Dites Urine':
(iwd/iwd)
