Padahal jika dilihat dari segi bangunan, gedungnya yang berlantai dua masih layak dan kondisinya masih sangat bagus. Lokasi sekolah memang hanya berjarak 1,5 km dari titik semburan lumpur utama. Dari faktor itulah, banyak warga yang enggan menyekolahkan anaknya ke SD tersebut.
Kepala Sekolah SD Mindi I Sayyidatul Uyun mengatakan sudah 2 tahun belakangan SD mindi I tak mendapatkan siswa baru. Menurut Sayyidatul, di sekitar sekolah tidak ada warga yang tinggal. Pasca munculnya semburan lumpur, mereka pindah rumah ke desa lain.
![]() |
"Sudah dua kali penerimaan siswa baru di SD Mindi I ini tidak mendapatkan murid," kata Sayyidatul di SD Negeri Mindi I, Jumat (24/7/2020).
Sayyidatul menambahkan, sejak tahun 2019 pihaknya hanya memiliki siswa sebanyak 46 siswa. Dengan rincian mulai dari kelas III hanya 6 siswa, kelas IV sebanyak 8 siswa. Selanjutnya kelas V hanya 16 siswa dan kelas VI sebanyak 18 siswa.
"Dari jumlah 46 siswa tersebut, mulai tahun ajaran baru 2020 ini. Semua sudah dipindahkan oleh orang tuanya masing-masing ke sekolah di dekat rumahnya," tambah Sayyidatul
Sayyidatul menjelaskan dirinya bersama guru kelas yang lain saat mengajar selalu was-was. Kalau di musim hujan lingkungan sekolahan banjir, di musim panas lahan kosong sering terjadi kebakaran. Meskipun begitu saat mendapat informasi sekolah ini di tutup, dia merasa berat hati untuk meninggalkan sekolah SD Mindi I.
"Mulai hari Senin (27/7) kami semua sudah pindah tugas ke SD Negeri yang lain. Untuk saya sendiri akan menjadi Plt Kepsek SD Negeri Candipari I," tandas Sayyidatul.
Tonton video 'Melihat Antusias Anak Rimba di Jambi Menuntut Ilmu':
(iwd/iwd)