SPG cantik dilibatkan penjual hewan kurban untuk mendongkrak penjualan. Para gadis cantik yang biasanya meng-handle event di lokasi tertutup, bersih, dan sejuk, kini harus berada di ruang terbuka, kotor, dan panas.
Ditambah lagi mereka mau tak mau juga harus bergumul dengan bau dan kotoran hewan kurban. Apa suka duka para SPG ini saat menjaga dan menawarkan hewan kurban?
Salah satu SPG, Rara (27), mengatakan dirinya sudah empat hari menjadi SPG hewan kurban milik Setiawan Basuki yang memiliki peternakan di Kawasan Kediri. Bagi perempuan asal Buduran, Sidoarjo ini, menjadi SPG hewan kurban menjadi tantangan tersendiri.
"Karena ini event terbaru, makanya saya tertantang ikut join di sini. Karena pameran-pameran mobil juga sepi, banyak yang cancel," ujar Rara kepada detikcom, Jumat (23/7/2020).
Rara mengakui tidak gampang saat menawarkan hewan kurban ke pembeli. Terlebih lagi di saat sekarang di tengah pandemi COVID-19.
"Pertama, ini barang hidup. Jadi menghadapi hewan itu tidak seperti barang mati, yang speknya bisa diketahui dari data. Kita juga harus membuktikan yang kita jual ini sehat. Di masa pandemi ini kira harus benar-benar hati-hati. Pasti ini hal yang sulit karena ini baru," ungkap Rara.
Berbeda ketika menjadi SPG pada event-event mobil, Rara mengaku ketika menjadi SPG hewan kurban awalnya dia tidak merasa nyaman, namun setelah berjalan dia mengaku bisa beradaptasi.
Tonton video 'Bak Dealer Mobil, Beli Sapi Kurban di Sini Dilayani SPG Cantik':
"Hari pertama pasti merasa tidak nyaman. Tapi setelah hari kedua, ketiga kita sudah terbiasa. Untuk aroma aja, awalnya menyengat setelah dua jam hidung sudah terbiasa, apalagi pakai masker," lanjut Rara.
Selama empat hari menjadi SPG sapi kurban, Rara mengaku sempat diseruduk sapi yang akan ditawarkan ke calon pembeli.
"Kalau diseruduk sapi, tadi mas kan lihat sendiri tadi (diseruduk). Kalau yang di sana itu yang paling laris. Jadi kalau yang di sini (sapi) itu dari peternakan sendiri (aman). Kayak yang tadi mbak-mbaknya sapinya jadi ramai karena ada orang baru," ungkap Rara.
Rara mengakui penghasilan selama menjadi SPG hewan kurban tidak lebih banyak dari event-event sebelumnya. Karena ada pandemi dan tertantang akhirnya mau tak mau diambil juga oleh Rara.
Rara juga mengakui saat menawarkan hewan kurban, dirinya tidak menampik ketika ada calon pembeli terutama kaum lelaki yang jahil menggodanya.
"Kalau jahil pasti. Ada yang minta nomor gitu, tapi kita tolak secara halus," ujar Rara sembari tersenyum.
Adelia, SPG yang lain mengatakan dia mengambil job sebagai SPG hewan kurban, lantaran pekerjaannya selama ini sebagai SPG rokok sepi selama pandemi.
"Selama pandemi ini, SPG rokok kan tidak jalan lagi. Jadi banyak event-event yang dihentikan, apalagi Surabaya zona merah. Terus event-event makanan dan minuman juga tidak ada," kata Adelia.
Perempuan 21 tahun asal Surabaya ini mengaku awalnya canggung ketika menerima tawaran menjadi SPG hewan kurban. Karena cara menawarkan dan komunikasinya berbeda.
"Awalnya aku pikir-pikir. Karena belum pernah jual barang hidup. Soalnya nggak ada event akhirnya aku coba saja," lanjut Adelia.
Adelia menyampaikan jika awalnya dia takut saat menawarkan sapi untuk kurban. Sebab kesehariannya dia tidak bergumul dengan hewan ternak berukuran besar itu.
"Awalnya deg-degkan karena tidak terbiasa pegang sapi. Ya akhirnya adaptasi. Ya udah dijalani saja, cara komunikasinya pun berbeda kalau ini," lanjut Adelia.
Adelia juga mengakui selama sepi event menjadi SPG rokok, dirinya banyak menganggur di rumah dan bertahan dengan menjual makanan.