Diketahui, almarhumah telah bertugas di RS Unair selama lima tahun dan berpulang di usia 28 tahun. Meski terpapar COVID-19, almarhum tidak merawat pasien COVID-19. Melainkan bertugas merawat pasien di area hijau atau non-COVID-19.
Semasa hidupnya, almarhum Nova dikenal sebagai sosok yang ceria dan telaten merawat pasien. Dirut RS Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM pun menyebutnya sebagai salah satu perawat terbaik.
"Jadi beliau ini salah satu perawat terbaik kita. Sebenarnya orangnya penggembira, sabar, care, telaten terhadap pasien merawat baik, tidak banyak mengeluh," kata Nasron di RS Unair, Kamis (23/6/2020).
Saat mengetahui kabar meninggal pukul 09.38 WIB, segenap jajaran RS Unair merasa sangat kehilangan. Sebab, almarhumah tidak sebentar mengabdi di RS pendidikan ini.
"Sangat dibutuhkan oleh kita semua, tapi ya bagaimana lagi. Kami atas nama karyawan turut berbelasungkawa kepada almarhum yang telah gugur mendahului kita. Semoga Tuhan yang maha kuasa mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal baiknya," ujarnya.
Mewakilili civitas RS Unair, Nasron pun merasa terpukul atas meninggalnya Perawat Nova. Bahkan, mereka merasa kehilangan ditinggal teman sejawatnya itu.
"Kami merasa sangat terpukul saat ditinggal beliau, karena kita ini kan harus serentak menangani sedemikian hari makin banyak dan RS Unair ini kan rujukan nasional jadi dari mana-mana. Sebenarnya diperlukan kebersamaan keterpaduan yang harmonis bagus dengan jumlah yang cukup. Kalau sekarang ya kurang tenaga karena pasien semakin gari semakin banyak. Jadi, ya kita merasa sangat kehilangan sekali," jelasnya.
Nasron berharap, meninggalnya nakes di RS Unair yang pertama kalinya ini juga menjadi terakhir. Dia tak ingin ada nakes yang kembali gugur karena terpapar COVID-19.
"Mudah-mudahan ini satu dan terakhir. Saya tidak ingin ada lagi nakes yang terpapar, mangkanya kita mengupayakan segala cara. Tapi ya gitu, segala upaya manusia ndak ada artinya kalau Allah menentukan," pungkasnya. (fat/fat)