Sebelum mengembuskan nafas terakhir, almarhumah sempat dirawat selama 13 hari di ruang ICU RS Unair. Perawat Nova saat gugur pada usia 28 dan memiliki empat komorbid, yakni obesitas, asma, hipertensi dan kencing manis.
Dari pantauan detikcom, ratusan orang, baik dari rekan sejawat RS Unair hingga suami almarhum berkumpul di depan halaman RSKI RS Unair untuk melakukan penghormatan terakhir sebelum jenazah dimakamkan di kampung halaman, Pasuruan.
Teman seprofesinya pun tak kuasa menahan air mata saat melepas kepergian salah satu perawat terbaik. Sedangkan sang suami almarhum Nova juga tak dapat mengatakan sepatah pun. Hanya tangis yang tak dapat ditahan sebelum istri tercintanya akan diberangkatkan ke tempat terakhirnya.
Baca juga: Perawat RS Unair Meninggal Terpapar COVID-19 |
Dirut RS Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM pun merasa terpukul atas meninggalnya Perawat Nova. Sebab, almarhumah telah berdedaksi di RS Unair selama 5 tahun dan menjadi salah satu perawat terbaik.
"Kami merasa sangat terpukul saat ditinggal beliau, karena kita ini kan harus serentak menangani sedemikian hari makin banyak dan RS Unair ini kan rujukan nasional jadi dari mana-macam. Sebenarnya diperlukan kebersamaan keterpaduan yang harmonis bagus dengan jumlah yang cukup. Kalau sekarang ya kurang tenaga karena pasien semakin hari semakin banyak. Jadi, ya kita merasa sangat kehilangan sekali," kata Prof Nasron di RS Unair.
Nasron juga mengucapkan terima kasih atas dedikasi almarhumah selama hidup. "Kami atas nama karyawan turut berbelasungkawa kepada almarhum yang telah gugur mendahului kita. Semoga Tuhan yang maha kuasa mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal baiknya," ujarnya.
Setelah upacara, jenazah diberangkatkan ke TPU di Pasuruan. Seluruh jajaran RS Unair pun memberi penghormatan terakhir.
Tonton video 'Tito Karnavian: Secara Teori Jenazah Covid-19 Paling Baik Dibakar':
(fat/fat)