Masjid Al Akbar Surabaya akan menggelar pelaksanaan salat Idul Adha di tengah pandemi COVID-19. Meski begitu, pihak takmir akan membatasi sekitar 5.000 jemaah saja.
Karena ada pembatasan jemaah, masjid Al akbar membuka pendaftaran melalui online terlebih dahulu. Dari pendafataran itu calon jemaah akan mendapatkan ID card yang akan digunakan saat salat Idul Adha.
Humas Masjid Al Akbar Helmy M Noor mengatakan dari kuota 5.000 yang ada, sudah ada sekitar 2.200 calon jemaah yang sudah mendaftar melalui online. Meski begitu, Helmy yakin kuota jemaah yang disediakan akan penuh.
"Saat ini sudah ada 2.200 calon jemaah dari 5.000 kuota dan ini terus bergerak. Insyaallah penuh. Ini kan masih kurang 9 hari lagi Idul Adha," ujar Helmy kepada detikcom, Kamis (23/7/2020).
"Tapi kalau soal penuh nggak penuh. Kalau semakin nggak penuh semakin nyaman kan. Karena lantai 2 kami buka. Kalau lantai bawah itu 3.500. Jadi kalau lantai bawah itu kurang 1.000," imbuhnya.
Menurut Helmy, pembukaan pendaftaran online calon jemaah salat Idul Adha sudah dibuka sejak dua pekan yang lalu. Adapun yang mendaftar rata-rata diketahui dari Surabaya semua.
"Rata-rata warga Surabaya sendiri. Biasanya satu keluarga. 4 sampai 5 orang yang terdiri bapak, ibu dan anak," tutur pria yang juga menjabat sekretaris Masjid Al Akbar itu.
Helmy melanjutkan, untuk calon jemaah yang sudah mendaftar melalui online nantinya bisa langsung mengambil ID card di masjid. Adapu pengambilan ID card dibagi dalam 2 tahap yakni pada tahap pertama tanggal 24-25 Juli dan tahap kedua pada tanggal 28.
"ID cardnya kalau gelombang pertama bisa diambil hari Jumat dan Sabtu. Kalau kedua tanggal 28. Jadi H-2. Sedangkan syarat pengambilan cukup menunjukan identitas untuk verifikasi seperti KK atau KTP," ujarnya.
Sedangkan untuk protokol kesehatan, lanjut Helmy, pihaknya tetap menerapkan 14 protokol yang ada. Helmy juga mengimbau untuk membawa sajadah dan kantong plastik kepada calon jemaah saat salat Idul Adha nanti.
"Sama. Kita ada 14 protokol yang kita pakai seperti biasanya. Nggak ada perubahan. Imam, khatib juga perpendek semua," tutur Helmy.
"Kami imbau juga untuk bawa sajadah sendiri, kemudian tas plastik untuk alas kaki. Ini penting karena untuk menghindari kerumuman setelah salat itu kan," imbuhnya.