Puluhan Nisan Khusus COVID-19 di TPU Keputih Surabaya Dicat Warna-warni

Puluhan Nisan Khusus COVID-19 di TPU Keputih Surabaya Dicat Warna-warni

Amir Baihaqi - detikNews
Selasa, 21 Jul 2020 17:02 WIB
Puluhan Nisan di Pemakaman Blok Khusus COVID-19 Keputih Surabaya Dicat Warna-warni
Nisan pemakaman COVID-19 dicat warna-warni (Foto: Amir Baihaqi/detikcom)
Surabaya -

Sejumlah nisan di TPU Keputih blok khusus COVID-19 dicat warna-warni. Pengecatan pada nisan tersebut bertujuan sebagai penanda saat keluarga berziarah.

"Yang ngecat dari pihak keluarga. Ya mungkin sebagai penanda untuk memudahkan pencarian saat berziarah," kata Kepala UPTD Pemakaman Pemkot Surabaya Aswin Agung kepada detikcom di lokasi, Selasa (21/7/2020).

Menurut Aswin, di setiap nisan blok khusus COVID-19 sendiri pihaknya sudah memberi penanda nama. Namun karena jumlahnya yang banyak dan seragam, terkadang menyulitkan keluarga saat berziarah.

"Di nisan sebenarnya ada nama-namanya. Tapi ini memang banyak dan hampir seragam. Makanya mungkin dicat agar lebih memudahkan," terangnya.

Pantauan detikcom di lokasi, pengecatan nisan sebagai tanda ini untuk memudahkan pencarian tak hanya di makam blok Islam, tetapi juga di blok pemakaman Kristen yang berada di sebelahnya. Sejumlah nisan dengan bentuk salib juga sama dicat dengan warna mencolok.

Sementara Husen (17), salah satu keluarga yang berziarah mengaku sengaja mengecat nisan almarhumah kakaknya untuk penanda. Untuk cat dan kuas dikhususkan membawanya dari rumah.

"Ini barusan meninggal Kamis (16/7) lalu. Sengaja saya cat sebagai penanda biar mudah dicari kalau berziarah," tutur Husen.

Saat ditanya apakah kakaknya meninggal karena COVID-19? Husen membantahnya. Ia mengatakan kakaknya meninggal karena pendarahan usai melahirkan. Ia sendiri tak mengerti kenapa kakaknya harus dimakamkan di pemakaman khusus COVID-19.

Puluhan Nisan di Pemakaman Blok Khusus COVID-19 Keputih Surabaya Dicat Warna-warniWarga cat nisan keluarganya di TPU Keputih/ Foto: Amir Baihaqi

"Meninggalnya pas melahirkan. Pendarahan. Tapi dari pihak rumah sakit menyuruh dikubur di sini. Padahal tidak kena Corona. Hasil rapidnya juga non reaktif. Pas lahiran bayinya selamat dan sehat. Cuma habis lahiran itu ada pendarahan dan meninggal," ungkap Husen.

"Ya heran saja kenapa dikubur di sini. Rumah saya di Wonokitri. Ini kan jauh sekali. Ini saya sudah dua kali ke sini ziarah," pungkas Husen.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.