Warga Jatim yang sudah rapid test mencapai 598.065 orang. Sedangkan yang dites swab sebanyak 96.936 spesimen.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memasifkan upaya testing, tracing dan treatment (3T) dalam penanggulangan COVID-19. Langkah 3T menjadi jurus yang dilakukan Pemprov Jatim bersama Gugus Tugas untuk bisa menjaring seluruh warga Jatim yang terpapar Corona, untuk kemudian dilakukan penanganan dan diputus mata rantai penularannya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membeberkan data hingga Jumat (17/7). Jumlah warga Jatim yang sudah dites cepat melalui rapid test massal mencapai 598.065 orang.
"Alhamdulillah hingga saat ini yang kita terus memperbanyak warga Jawa Timur yang dilakukan tes COVID-19. Test dan tracing massal yang kita lakukan menyasar PDP dan juga OTG. Mereka yang suspect dan kontak erat, karena persentase potensi OTG saat ini terus meningkat," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu (18/7/2020).
Masifnya tes cepat massal ini, menurut Khofifah sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk memperbanyak testing dan tracing. Serta treatment pada masyarakat yang terpapar COVID-19 di Jawa Timur.
Khofifah menjelaskan, sejauh ini Jatim masih menjadi provinsi tertinggi secara nasional yang telah melakukan tes cepat secara massal.
Rapid test massal di Jatim, lanjut Khofifah, juga dilakukan pada penemuan klaster baru dan hasil temuan tracing. Sehingga hal ini akan memperbanyak tes pada warga Jatim yang dideteksi positif COVID-19. Secara terintegrasi, tes massal dilakukan oleh Dinkes Jatim kemudian Dinkes Kab/Kota serta Tim COVID-19 Hunter.
Sedangkan untuk jumlah warga Jatim yang sudah dites melalui swab PCR sebanyak 96.936 spesimen. Proporsi kumulatif spesimen di Jatim mencapai 2,348 per satu juta penduduk. Hal tersebut sebagaimana data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim.
"Sampai saat ini kita sudah punya 27 laboratorium pemeriksaan PCR. Jumlahnya terus meningkat karena sebelumnya ada 11 titik lab. Dan selain itu kita juga ada 17 laboratorium yang menggunakan TCM. Dan hari ini kita juga baru saja meluncurkan mobile molecular laboratory, yang akan mempercepat dan perluasan tes swab PCR bagi yang suspect maupun kontak erat," tambah Khofifah.
Khusus mobile molecular laboratory yang baru diluncurkan kemarin, diketahui memiliki kapasitas hingga 300 spesimen dalam sehari. Sehingga dapat membantu percepatan uji spesimen di Jatim. Dengan jumlah laboratorium untuk tes yang kian meningkat serta diiringi dengan tes yang kian masif, maka akan mempercepat proses tes spesimen dan hasil cepat diketahui. Otomatis dengan kondisi tersebut penanganan bisa segera dilaksanakan.
Menurut Khofifah dengan tes yang kian masif maka jumlah kasus yang ditemukan tentu semakin bertambah. Namun hal tersebut juga dibarengi dengan penyiapan sistem kuratif dan penanganannya. Seperti saat ini Jawa Timur telah memiliki one gate referral system atau sistem rujukan utama untuk pelayanan kuratif.
Sebanyak 127 rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 direncanakan terintegrasi di sistem ini. Di tahap awal ini sudah ada sebanyak 31 rumah sakit di Surabaya Raya yang terintegrasi.
"Evakuasi yang cepat, penanganan yang cepat dan tepat maka otomatis mempercepat kesembuhan," tegas Khofifah.
Angka kesembuhan ini menjadi satu capaian yang patut diapresiasi di Jatim, dimana dalam 10 hari berturut-turut, Jatim menjadi provinsi yang paling banyak menyumbang angka kesembuhan secara nasional.
"Kami terus berupaya dan optimis bahwa angka kesembuhan COVID-19 di Jatim yang terus meningkat ini bisa membuat Jatim segera melalui masa darurat pandemi sesuai dengan instruksi Pak Presiden," pungkas Khofifah.