Aktivitas Gunung Raung terus mengalami peningkatan. Sebanyak 60 Kali letusan terjadi selama 12 jam.
Sementara secara visual, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Raung masih melihat asap yang mengepul di atas puncak gunung. Kepala PPGA Raung, Mukijo mengatakan, sampai saat ini Gunung Raung masih memunculkan kepulan asap dan terjadi gempa tremor.
Letusan yang terjadi sebanyak 60 Kali. Sementara gempa tremor tercatat sebanyak 70 kali.
"Adanya asap di atas puncak gunung merupakan bentuk adanya letusan di kawah," ujarnya kepada detikcom, Sabtu (18/7/2020).
Jika dilihat secara visual, imbuh Mukijo, asap letusan Gunung Raung terlihat berwarna coklat dan abu-abu. Letusan ini dinilai masih aman, karena kaldera gunung yang berada di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso dan Jember ini sangat luas.
"Letusan dengan lava keluar dari ujung tidak akan terjadi, karena di Gunung Raung memiliki kaldera yang luas. Kaldera Raung berbentuk elips dengan ukuran 1.750 x 2.250 meter persegi dengan kedalaman 400-550 meter dari pematang gunung," tambahnya.
Hingga saat ini Gunung Raung masih berstatus waspada, sesuai dengan penetapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Untuk status ini, PVMB menetapkan radius bahaya 2 kilometer dari puncak gunung.
"Jadi masih aman untuk saat ini. Warga dan wisatawan diminta untuk tidak berada di radius 2 kilometer dari puncak," tambahnya.
Sementara untuk asap, lanjut Mukijo, akan terbang sesuai dengan arah embusan angin. Namun sesuai pengamatan pada hari ini, arah angin mengarah ke barat dan utara.
"Gunung Raung cenderung tertutup awan. Tapi saat beberapa kali kita amati, arah angin ke utara dan barat," tambahnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Raung dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada). Peningkatan status ini seiring dengan peningkatan aktivitas gunung setinggi 3332 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini.