Belasan mesin PCR di Jatim belum digunakan secara optimal. Gugus Pusat mendatangkan ahli dari Universitas Andalas (Unand) Padang.
Belasan mesin PCR itu merupakan yang dipinjamkan Gugus Pusat COVID-19 ke Jawa Timur. Maka dari itu, Kepala Gugus Pusat Doni Monardo mendatangkan ahli dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat, dr Andani untuk bertugas di Jatim dalam beberapa waktu ke depan.
"Permintaan daerah dengan berbagai cara telah kita penuhi. Tetapi setelah dikirim, ternyata tidak mudah untuk mengoperasikan mesin PCR itu. Harus memiliki tenaga lab yang terampil, laboratorium minimal level dua, tenaga administrasi, dan banyak masalah yang harus diatasi," kata Doni Monardo saat memimpin rapat koordinasi di Hotel Ina Simpang Surabaya, Kamis (16/7).
Doni menjelaskan, mesin PCR yang sudah diberikan ternyata banyak yang belum beroperasi sampai hari ini. Setelah dicek, totalnya ada 11 mesin PCR belum beroperasi. Doni sengaja mendatangkan Andani ke Jatim karena keterampilannya melatih mahasiswa menggunakan alat PCR.
"Di Sumatra Barat, Andani dengan biaya sendiri telah melatih mahasiswanya sampai akhirnya terampil dan saat ini berhasil memeriksa 2 ribu spesimen dan ini rekor Indonesia," imbuh Doni.
Doni menyampaikan, Andani dalam beberapa hari ke depan diminta bantuan untuk mempersiapkan masin PCR yang sudah diberikan dan belum beroperasi. Termasuk sistem dan metodenya.
"Di sinilah butuh perjuangan. Dan kita semua yakin Jatim mampu melewati situasi ini. Kita yakin dengan segenap kekuatan yang ada kita dapat keluar dari persoalan yang ada," terangnya.
Sementara Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, dirinya bersama Gubernur Jatim Khofifah telah berdiskusi dengan Andani terkait penggunaan mesin PCR.
"Seharian ini kita diskusi bersama dokter Andani. Beliau luar biasa, di Sumbar mesin PCR itu 1 buah bisa menyelesaikan hingga 2.000 tes sehari," kata Joni di Grahadi, Jumat (17/7/2020).
Joni menjelaskan, semakin cepat orang terdiagnosa COVID-19, maka kemungkinan untuk sembuh juga akan tinggi. Apalagi, ada 11 mesin PCR di Jatim yang belum digunakan secara optimal.
"Sekarang bagaimana fokus kita mencegah, juga cepat mendiagnosa orang yang bergejala. Semakin cepat diagnosa, angka kematian bisa kita tekan, angka kesembuhan bisa kita tingkatkan. Dan nanti Dokter Andani akan mulai membantu di sini," pungkasnya.