334 Perawat di Jatim Positif COVID-19, 13 Meninggal

334 Perawat di Jatim Positif COVID-19, 13 Meninggal

Hilda Meilisa - detikNews
Rabu, 15 Jul 2020 17:07 WIB
Sejumlah tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat uji rapid test COVID-19 masal di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (4/6/2020). Kementerian Keuangan menyatakan hingga kini belum mengantongi data tenaga kesehatan (Nakes) dari pemerintah daerah yang menangani COVID-19, sehingga insentif untuk tenaga medis belum bisa dicairkan. ANTARA FOTO/FB Anggoro/nz
Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Surabaya - Tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19 memang rentan terpapar. Di Jatim sendiri, sampai 14 Juli 2020 terdapat 334 perawat yang terkonfirmasi positif, 13 diantaranya gugur karena terinfeksi.

"Terkonfirmasi positif 334 dari penambahan 76. Meninggal ada 13 perawat, di antaranya Tuban 1, Sidoarjo 1, Kota Malang 1, Sampang 1, Surabaya 7, Bojonegoro 1 dan Kota Probolinggo 1. Yang kita cantumkan yang menangani COVID," kata Ketua DPW PPNI JATIM Prof Nursalam Mnurs saat dihubungi detikcom, Rabu (15/7/2020).

Nur sapaan akrabnya mengatakan, dari 13 perawat yang meninggal karena terpapar kebanyakan tidak memiliki komorbid. Seperti di Surabaya, namun di beberapa daerah di Jatim ada yang meninggal dengan komorbid.

"Kalau tujuh dari Surabaya menurut catatan kayaknya tidak ada yang komorbid. Kalau yang beberapa daerah ada, misalnya sda ada jantung, lainnya ada diabet atau lainnya," jelasnya.

Perawat yang meninggal karena terpapar COVID-19 sudah diuruskan untuk santunan. Dari 13 perawat meninggal, masih tiga yang sudah turun dan sisanya masih diproses.

"Ada 1 Sidoarjo, 1 Surabaya sama 1 Tuban sudah. Yang belum sekarang intensif untuk semua perawat se-Indonesia, se-Jatim," ujarnya.

Sesuai aturan, perawat akan mendapatkan intensif Rp 7.500.000 per bulan. Sayang perawat belum menerima, hanya 10 persen di Sidoarjo yang menerima.

"Kayaknya cuman 10 persen aja yang sudah sidoarjo sudah. Kemarin saya ke menkeu ketemu asisten ahlinya menkes, jadi uang itu hanya sekian triliun saja yang dimenkes yang langsung direct. Jadi RS langsung pusat, di Jatim nggak ada, sedangkan di daerah itu langsung diberikan di kasda daerah tapi sampai sekarang belum," jelasnya.

Banyaknya nakes perawat yang terpapar COVID-19, Nur meminta untuk jangan lengah. Penggunaan APD dimanapun levelnya harus digunakan dengan baik.

"Perawat harus dilakukan PCR pemeriksaan secara berkala 14 harian. Itu sudah kebutuhan. Terutama perawat yang masuk menangani di situ. Bagi perawat yang komorbid termasuk hamil jangan sampai dinas menangani COVID langsung. Kan berisiko sekali," jelasnya.

"Saya rasa kebutuhan mendasar makan, istirahat, vitamin termasuk intensif haruslah dipenuhi. Paling akhir, jangan sampai didiskriminasi kalau positif COVID kan sering terjadi seperti itu," pungkasnya. (hil/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.