.webp)
Menjelang Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar memantau kesehatan hewan kurban. Di Pasar Dimoro, petugas menemukan gejala penyakit kulit, mulut dan hidung di hewan yang dijual.
Dari pantauan petugas, ada dua sapi dan empat kambing yang mengalami penyakit kulit. Kemudian beberapa sapi juga mengeluarkan cairan berlebihan dari lubang hidung dan mulut.
Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh menyatakan, pemantauan kesehatan kali ini sekaligus memfasilitasi pengobatan secara gratis. Beberapa pedagang hewan juga meminta petugas memberikan suntikan untuk menambah nafsu makan.
"Dari pemantau kali ini, kami menemukan beberapa ekor sapi terkena penyakit myiasis dan gejala hipersalivasi. Kemudian ada empat kambing mengalami sakit kulit," kata Dewi kepada detikcom, Rabu (15/7/2020).
Bagi pedagang yang hewannya mengalami gejala berpenyakit, Dewi meminta untuk mengobati dulu sebelum dijual. Pada intinya, petugas tidak menemukan penyakit berbahaya atau menular pada hewan ternak yang dijual di Pasar Dimoro.
Tonton video 'Antisipasi Antraks, Hewan Kurban di Gorontalo Dicek Kesehatannya':
"Tidak ditemukan penyakit menular. Tapi hewan yang kondisi metabolismenya kurang bagus disembuhkan dulu, baru dijual," tandasnya.
Dalam pemantauan di masa pandemi Corona ini, pihaknya menggandeng Dinkes Kota Blitar. Karena protokol kesehatan harus diterapkan bagi pembeli dan penjual sekalipun itu di pasar hewan.
Petugas gabungan menemukan, masih banyak pedagang yang abai menggunakan masker. Karena aturan kewajiban masker di Kota Blitar sudah mulai berlaku, maka mereka masih mendapatkan teguran pertama.
"Hari ini masih imbauan. Jangan sampai para pedagang yang abai ini menimbulkan klaster baru dari pasar hewan. Tapi lain hari, tindakan tegas akan diterapkan tim gabungan jika masih ada pedagang yang tidak memakai masker," pungkasnya.
