Kepala Puskesmas Mantup Lamongan Meninggal COVID-19, Pelayanan Tetap Buka

Kepala Puskesmas Mantup Lamongan Meninggal COVID-19, Pelayanan Tetap Buka

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 14 Jul 2020 19:00 WIB
Dunia medis di Lamongan berduka. Seorang dokter meninggal pada Minggu (12/7) dengan status positif COVID-19.
Foto: Istimewa
Lamongan - Seorang dokter yang menjabat Kepala Puskesmas Mantup Lamongan, dr Arief Agoestono Hadi, meninggal positif COVID-19, Minggu (12/7/2020). Sehari sebelumnya, istri almarhum, Purnomosasi Prihatini meninggal terlebih dulu, Sabtu (11/7/2020).

Keduanya meninggal di RS Surabaya, Minggu (12/7/2020). Meski meninggal karena COVID-19, namun tempat kerja almarhum di Puskesmas Mantup masih melayani pasien.

Ketua Gugus tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTPPC) Lamongan Fadeli memastikan petugas atau tenaga medis di Puskesmas Mantup tidak ada yang terpapar COVID-19. Kepastian itu, menurut Fadeli, berdasarkan hasil tracing yang dilakukan seluruh petugas Puskesmas Mantup.

"Alhamdulillah sudah dilakukan tracing dan hasilnya tidak ada yang positif, diketahui juga putranya almarhum juga tidak positif," kata Fadeli usai memberikan tali asih ke keluarga dr Arief di Pendopo Lokatantra Lamongan, Selasa (14/7/2020).

Pihaknya, jelas Fadeli, telah mensterilisasi Puskesmas Mantup. Dan pelayanan kesehatan, lanjut Fadeli, dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Puskesmas Mantup sekarang ini sedang disterilisasi. Memang tidak ditutup, karena sudah menerapkan protokol kesehatan pada saat pelayanan. Jadi pelayanan tetap berjalan dengan menerapkan protokol, ada sebagian yang masih kita bersihkan dulu dan yang bisa kita gunakan untuk pelayanan kepada masyarakat," tutur pria yang juga Bupati Lamongan ini.

anak dokter yang meninggal karena covid-19 di lamonganAnak dokter yang meninggal karena covid-19 bertemu bupati/ Foto: Eko Sudjarwo

Sementara Jubir GTPPC sekaligus Kadinkes Lamongan, dr Taufik Hidayat mewajibkan seluruh puskesmas disiplin menerapkan protokol kesehatan dan sterilisasi secara rutin. Meski tidak ada kasus COVID-19.

"Jadi penetapan protokol, mulai dari pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, disinfeksi secara rutin ini wajib diterapkan oleh seluruh Puskesmas, baik ada maupun tidak ada kasus. Itu harus diterapkan karena ini perlindungan untuk semua," kata Taufik.

Sedangkan dokter yang meninggal di Lamongan terpapar COVID-19, Taufik menyebut baru pertama kali terjadi. "Sebelumnya memang ada kepala puskesmas yang meninggal, tapi itu bukan karena COVID-19. Yang karena COVID-19 hanya dokter Arief. Semuanya harus menjaga kesehatan, Kepala Puskesmas juga sudah saya instruksikan untuk menjaga fisiknya, tidak boleh kelelahan dan taat protokol kesehatan dalam pelayanan," terang Taufik seraya berdoa agar tidak ada lagi tenaga medis yang terpapar.

Taufik menyebut ada beberapa petugas medis di Lamongan yang sempat terpapar COVID-19 namun saat ini sudah dinyatakan sembuh semua. Mereka kebanyakan dari klaster haji beberapa waktu lalu.

"Kalau yang terpapar paling banyak waktu klaster haji itu, tapi alhamdulillah sembuh semua. Klaster haji kalau ditotal ada 24 dengan tracing-nya. Awalnya kan 10 orang, kemudian yang lainnya kontak eratnya, tapi semua sudah sembuh," ujarnya.

(fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.