Penampakan Rumah di Ngawi Dipindah dalam Semalam hingga Mirip Kisah Roro Jonggrang

Ngawi -

Aksi Giman (47) memindahkan rumah dalam semalam mirip dongeng Roro Jonggrang masih membuat banyak orang penasaran. Warga Dusun/Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Ngawi itu mengaku hanya duduk dan memejamkan mata saat memindahkan rumahnya.

Proses memindah rumah itu dilakukan Kamis malam Jumat (25/6) sekitar pukul 23.00 WIB hingga pukul 00.30 WIB. Ia melakukan meditasi dengan memejamkan mata dan membayangkan memanggil orang banyak.

Lalu, seperti apa penampakan rumah Giman yang kini banyak didatangi warga?

Rumah Giman merupakan bangunan Jawa. Rumah itu berupa rangkaian kayu jati dengan tiang penyangga berjumlah 20. Dari 20 tiang membentuk rangkaian rumah dengan ukuran 12 x 10 meter.

"Ini rumah kampung Jawa ukuran 12 x 10 meter, terdiri 20 tiang penyangga," ujar Giman saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (11/7/2020).

Ditemani Kasun Mengger, Sudadi mengaku dari 20 tiang itu terdapat empat tiang utama. Tiang itu berada di tengah berdiri tegak membentuk segi empat dengan jarak sekitar empat kali empat meter. Pada bagian tengah itu oleh Giman rencananya akan dibuat ruang bawah tanah untuk keluarga.

"Rencana untuk ruang keluarga katanya dibuat sendiri. Dengan cara tanah dikeruk dinaikkan untuk mengurug lantai yang berubah tinggi itu," kata Sudadi.

Sudadi mengatakan, Giman memang berencana membangun rumah yang berbeda dari warga Mengger. Yakni ada ruang bawah tanah atau rumah tingkat ke bawah. "Ini memang dibuat tingkat tapi ke bawah. Katanya biar beda dengan rumah lain," paparnya.

Menurut Sudadi, rumah Giman yang awalnya lebih rendah dari jalan akhirnya sengaja ditinggikan agar sejajar dengan jalan. Yakni ditinggikan 1,3 meter dan bergeser 60 cm yang akhirnya viral.

"Yang membikin viral ya itu, tanpa bantuan orang lain mampu menggeser dan mengangkat ditinggikan 130 cm," ungkapnya.

Warga Ngawi memindahkan rumahnya/ Foto: Sugeng Harianto

Dari keterangan Giman, dirinya tidak meminta bantuan tetangga satu pun mengangkat dan menggeser 20 tiang kayu rumahnya itu. Padahal lazimnya untuk menggeser atau memindah rumah kampung tersebut dengan gotong royong warga satu RT.

"Biasanya satu RT kalau di kampung untuk menggeser rumah. Ini saya sendiri," sahut Giman.

Saat menggeser rumah kayu itu, kata Giman, cukup dengan bermeditasi duduk sambil memejamkan mata. "Saat itu malam Jumat Pon. Pejamkan mata, saya konsentrasi dalam pikiran seolah memanggil banyak orang. Tapi tidak terlihat," tambahnya.

Pantauan detikcom, posisi rumah itu dari jalan berjarak sekitar 15 meter. Halaman depan tampak tanah kosong dan juga ada gundukan pasir sisa untuk membangun rumah.

Halaman 1 2

Selanjutnya