Pemkot Surabaya bakal memprioritaskan kesehatan ibu hamil di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya dengan menggratiskan biaya persalinan dan perawatan saat melahirkan di rumah sakit rujukan.
Prioritas ini diberikan karena ibu hamil termasuk rentan terhadap penularan virus Corona. Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pihaknya akan menggratiskan biaya perawatan kepada ibu hamil bagi yang tak mempunyai BPJS dan tak mampu. Sebab, pemkot saat ini telah bekerja sama dengan RSIA Kendangsari dan sejumlah rumah sakit rujukan lainnya.
Untuk itu, lanjut Febria, ia mengimbau kepada para ibu hamil untuk mengurus surat keterangan miskin melalui pengurus RT/RW setempat. Sebab, dengan surat itu kemudian akan diverifikasi dan akan didaftarkan PBI (penerima bantuan iuran).
"Kalau dia tidak memiliki BPJS dan tidak mampu dia bisa minta SKM (surat keterangan miskin). Dia bisa daftar melalui RT/RW, kemudian diverifikasi kelurahan dan Dinsos. Begitu keluar SKM tidak lama kemudian kita daftarkan ke PBI (Penerima Bantuan Iuran)," kata Febria dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Kamis (9/7/2020).
"Walau kita tidak menginginkan itu (sakit). Sehingga pada saat dia sakit, atau pada saat ibu hamil yang akan melahirkan itu bisa langsung terlayani. Intinya adalah kalau dia warga Surabaya, insyaallah tidak ada masalah," tambahnya.
Tak hanya menggratiskan biaya, menurut Febria, Pemkot Surabaya juga akan melakukan pemeriksaan awal dan deteksi dini kesehatan ibu hamil. Adapun pemeriksaan awal dan deteksi dini akan dilakukan di Puskesmas setempat.
Tonton juga 'Pemkot Surabaya Maksimalkan Teknologi untuk Proses Belajar dari Rumah':
"Jadi Puskesmas bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal bumil. Kalau dia risiko tinggi, maka untuk selanjutnya dia harus melakukan pemeriksaan kehamilan ke rumah sakit. Jadi itu yang dimaksud ibu wali kota agar bumil dengan risiko tinggi melakukan pemeriksaan di rumah sakit," terangnya.
Menurut Febria, pemeriksaan dan deteksi dini salah satunya dengan mewajibkan rapid test. Adapun jika hasil rapid test menunjukkan reaktif, maka pihaknya akan merujuk ke rumah sakit rujukan. Namun jika non-reaktif maka akan segera dirujuk ke RSIA Kendangsari.
"Namun bagi bumil yang hasil pemeriksaan rapid test non reaktif, itu kita rujuk ke RSIA. Jadi sebelumnya kita seleksi betul di Puskesmas," ujar perempuan yang akrab disapa Feny itu.
"Nah pada saat pandemi (COVID-19) ini yang harus kita ingat itu dia (bumil) terpapar atau tidak. Jadi Puskesmas melakukan rapid test itu," lanjutnya.
Sedangkan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, pemkot akan mengoptimalkan tenaga bidan kelurahan (Bikel). Saat ini tercatat sebanyak 154 wilayah yang diawasi langsung oleh bikel.
"Bikel ini tersebar di 154 wilayah kelurahan di Surabaya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap kondisi ibu-ibu hamil yang ada di wilayahnya. Dia mulai dari ANC-nya (Antenatal care) itu dia pantau, di mana bumil mau melahirkan itu juga sudah tercatat," pungkasnya.