Ruang pelayanan hemodialisis di lantai 1 itu setiap harinya dapat melayani hingga 60 pasien cuci darah. Dirut RSI Ahmad Yani, dr Samsul Arifin, MARS mengatakan, layanan cuci darah berstandar internasional ini juga disediakan bagi pasien BPJS Kesehatan.
"Karena kami niatnya untuk membantu orang dhuafa, jadi semua pasien BPJS dengan senang hati kami terima," kata Samsul, Selasa (7/7/2020).
Samsul mengatakan sebelumnya hanya ada beberapa bed untuk pasien cuci darah, kini sudah 30 kapasitas bed dan 30 alat cuci darah untuk pasien. Namun, hanya 20 alat yang beroperasi.
"Karena tenaga medisnya belum ada. Sebab, perawat harus harus terlatih. Pelatihannya pun hanya ada di Jakarta dan Surabaya. Dan itu diselenggarakan satu tahun satu kali. Mudah-mudahan secepatnya lengkap," jelasnya.
Selain itu, penggunaan selang dan perlengkapan cuci darah berlaku hanya satu kali untuk satu pasien. Sedangkan di rumah sakit lain bisa untuk tujuh pasien.
"Kami tidak asal-asalan. Karena pasien HD itu adalah pasien yang hopeless, tidak ada harapan lagi, hanya bergantung pada alat-alat cuci darah itu. Karenanya kita memang tidak mencari untung di situ. Niat utama kami membantu," ujarnya.
Pelayanan cuci darah di RSI Ahmad Yani berstandar internasional karena bekerja sama dengan Fresenius Medical Care yang berpusat di Jerman. Fresenius merupakan perusahaan penyedia alat kesehatan dan penyelenggara layanan kesehatan di dunia yang bergerak di bidang dialisis.
Tak hanya itu, Samsul menjelaskan, jika layanan ini juga memberikan solusi berupa unit hemodialisis bertaraf internasional sehingga dapat dimanfaatkan traveler kesehatan. Sehingga mereka bisa tetap beraktivitas sambil menjalani pengobatan.
"Alat-alat kami dari Fresenius. Alat ini standartnya untuk asia tenggara. Semisal ada orang dari Singapura, Malaysia berkunjung ke Surabaya, pasti mereka mencari alat Fresenius ini. Di Surabaya, yang sudah seluruhnya menggunakan Fresenius adalah RSI Surabaya Ahmad Yani," pungkasnya. (iwd/iwd)