Menggeliatnya Kerajinan Kulit di Sidoarjo Selama Transisi New Normal

Menggeliatnya Kerajinan Kulit di Sidoarjo Selama Transisi New Normal

Suparno - detikNews
Selasa, 07 Jul 2020 08:36 WIB
perajin kulit tanggulangin sidoarjo
Hasl kerajinan kulit perajin di Tanggulangin (Foto: Suparno)
Sidoarjo - Kecamatan Tanggulangin di Sidoarjo dikenal sebagai sentral perajin kulit mulai dari dompet, sepatu dan tas. Namun di saat awal pandemi COVID-19, semua pelaku usaha tersebut tidak beraktivitas. Saat memasuki transisi new normal ini, mereka kembali bergeliat.

Abdul Hamid (65) adalah salah satunya. Warga Desa Kedungganten, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo ini merupakan salah satu perajin tas golf. Namun saat pandemi, usaha yang dirintisnya sejak tahun 1993 itu berhenti total.

Selama tiga bulan, mulai Maret hingga Mei Hamid tidak memproduksi tas golf. Saat memasuki new normal di akhir bulan Juni, ia kembali bergeliat. Pesanan tas golf mulai berdatangan, bahkan tidak tanggung-tanggung pesanan datang dari Merauke Papua dengan bahan kulit buaya.

"Setelah tidak beraktivitas selama pandemi virus Corona, saat ini memasuki new normal kembali membuat tas golf," kata Adi Sudjadi anak pertama dari Abdul Hamid kepada detikcom di rumahnya, Selasa (8/7/2020).

Adi mengaku tas golf berbahan kulit buatan bapaknya sudah terbang kemana-mana hingga ke luar negeri. Namun permintaan tas golf itu terhenti saat pandemi, baru di akhir bulan Juni ini di new normal ada pesanan. Namun permintaannya berbahan kulit buaya, tentu ini menjadi tantangan tersendiri baginya karena bahan kulit buaya susah didapat.

"Akhirnya si pemesan dari Merauke Papua ini datang membawa kulit buaya. Untuk diproduksi menjadi tas golf motif kulit buaya," tambah Adi.

Adi mengatakan membuat tas golf dari kulit buaya sedikit sulit. Karena kulit buaya sangat keras dibanding dengan kulit sapi dan kulit lainnya. Namun tidak semua tas tersebut terbuat dari kulit buaya. Beberapa bagian lainnya terbuat dari kulit sapi dengan motif layaknya kulit buaya.

"Ongkos produksi satu tas golf kulit buaya sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Bagian tersulit ya menjahit kulit buayanya karena sangat keras. Kalau tas golf dari kulit sapi sekitar 3 jutaan," terang Adi.

Saat ini, Hamid mendapat pesanan 15 hingga 20 tas golf kulit buaya dari Merauke. Dengan 5 karyawan, satu buah tas golf kulit buaya bisa diselesaikan dalam jangka waktu maksimal satu minggu. Ada rencana setelah pesanan pertama ini selesai, pemesan dari Merauke akan memesan kembali, tetapi jumlah tas golf belum disampaikan.

"Selain dari Merauke sudah ada pesanan darii kota lain, tapi dengan motif yang lain juga," tandas Adi. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.