Imbas Corona, Omzet Perajin Sandal di Mojokerto Anjlok Ratusan Juta

Imbas Corona, Omzet Perajin Sandal di Mojokerto Anjlok Ratusan Juta

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 12 Mar 2020 07:59 WIB
industri sandal di mojokerto lesu karena corona
Pekerja sedang membuat sandal (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto - Merebaknya virus corona di China membuat pasokan bahan baku bagi industri sandal di Kota Mojokerto tersendat. Akibatnya, omzet para perajin anjlok hingga ratusan juta seiring dengan merosotnya kapasitas produksi mereka.

Efek merebaknya virus corona di China salah satunya dirasakan Choiron (45), perajin sandal di Lingkungan Kedungkwali, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Bapak dua anak itu selama ini mengandalkan pasokan material untuk sandal yang bahan bakunya masih diimpor dari China.

Material itu yakni kulit sintetis dan lem jenis poly urethane (PU). Menurut Choiron, kedua material itu diproduksi di Semarang. Namun bahan bakunya diimpor dari China. Kulit sentetis digunakan untuk membuat bagian upper sandal. Sedangkan lem PU untuk menyatukan semua bagian sandal. Mulai dari sol luar, sol dalam, hingga upper.

"Selama ini saya mengerjakan pesanan perusahaan di Surabaya. Bahan bakunya disuplai oleh perusahaan tersebut. Selama dua bulan terakhir pasokan bahan baku tersendat karena impor bahan baku dari China lebih ketat sejak merebaknya corona," kata Choiron kepada wartawan di tempat usahanya, Kamis (12/3/2020).

Bapak dua anak ini menjelaskan, sebelum corona merebak, pasokan kulit sintetis yang dia terima mencapai 80 rol setiap bulan. Masing-masing rol sepanjang 25 meter dengan lebar 120 cm.

Kulit sintetis impor dia pilih karena variasi warnanya lebih bagus. Selain itu, harganya juga lebih terjangkau. Bahan impor saat ini Rp 110.000 per rol. Sedangkan bahan lokal Rp 80.000-90.000 per rol. Hanya saja kulit sintetis lokal sering kali panjangnya kurang dari 25 meter, lebarnya juga hanya 110 cm.

"Kalau lem PU impor dari China karena lokal tidak ada," terangnya.

Saat pasokan lem lancar, Choiron menerima 60 boks setiap bulannya. Masing-masing boks berisi 15 Kg lem PU. Sementara bahan baku berupa sol luar maupun sol dalam sampai saat ini masih normal.

Dengan pasokan 120 rol kulit sintetis dan 60 boks lem PU, Choiron mampu membuat 20.800 pasang sandal. Selama ini dia dibantu 8 karyawan. Sandal buatannya untuk laki-laki maupun perempuan mulai anak-anak hingga dewasa.

"Saya kirim ke perusahaan di Surabaya, harga per pasangnya Rp 40.000 sehingga omzet saya saat pasokan bahan baku lancar Rp 832 juta," ungkapnya.

Sejak pasokan bahan baku tersendat, Choiron mengaku hanya menerima 50-60 rol kulit sintetis dan 40 boks lem PU setiap bulannya. Terbatasnya bahan baku membuatnya terpaksa mengurangi kapasitas produksi sandal dari 20.800 pasang menjadi 16.000 pasang dalam sebulan. Omzetnya pun anjlok menjadi Rp 640 juta per bulan.

"Omzet saya susut sekitar Rp 192 juta dalam sebulan. Otomatis pendapatan karyawan berkurang karena sistem kerja mereka borongan," jelasnya.

Ketua Komite Pengusaha Alas Kaki Kota Mojokerto (KOMPAK) Emru Suhadak (50) membenarkan merebaknya isu corona membuat pasokan bahan baku dari China terhadap para pelaku UKM sepatu maupun sandal menjadi tersendat.

Imbas Corona, Omzet Perajin Sandal di Mojokerto Anjlok Ratusan JutaFoto: Enggran Eko Budianto

"Dampaknya khususnya bahan baku dari China sehingga berdampak ke proses produksi. Khususnya bahan baku kulit sintetis. Bahan baku dari China lebih murah dan lebih variatif warnanya," tegasnya.

Emru sendiri saat ini menekuni produksi sepatu drum band dan fashion di Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Produknya dia jual ke seluruh daerah di tanah air. Dia mengaku omzet penjualannya sedang anjlok karena kondisi pasar yang sedang sepi.

"Karena pasar juga sedang sepi, saat ini produksi saya turun sekitar 25 persen. Menjadi sekitar 1.250-1.500 pasang dalam sebulan," cetusnya.

Di lain sisi, Emru menilai terdapat dampak positif terkait merebaknya virus corona saat ini. Menurut dia, salah satunya produk alas kaki dari luar negeri juga kesulitan masuk ke pasar tanah air. Kondisi itu menjadi momentum bagi pengusaha lokal untuk menggenjot pemasaran di dalam negeri.

"Sisi positifnya, produk jadi dari China sulit masuk ke Indonesia. Ini menjadi peluang bagi kami masuk ke pasar," tandasnya.

WHO Tetapkan Corona COVID-19 Sebagai Pandemi:

[Gambas:Video 20detik]



(iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.