Dua mesin PCR ini pertama ada di GOR bantuan dari BNPB dan kedua Sidoarjo membeli sendiri yang ditempatkan di RSUD. Dengan adanya dua mesin PCR harapannya akan mempercepat proses test swab yang selama ini dirasakan masih lambat.
Dengan adanya mesin PCR ini, hasil test swab akan diketahui dalam waktu sehari. Ini adalah bentuk upaya Pemkab Sidoarjo dalam mempercepat identifikasi pasien yang sudah dinyatakan reaktif rapid test.
"RSUD Sidoarjo sudah memiliki mesin PCR sendiri. Sehari bisa swab 90 pasien," kata Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan saat dihubungi detikcom, Senin (6/7/2020).
Atok menambahkan tapi proses ekstraksi butuh waktu hingga dua hari untuk memperoleh hasilnya. Mesin PCR di RSUD Sidoarjo ini hanya untuk pasien internal dan tracing nakes. Sementara itu kalau orang umum bisa swab mesin PCR di GOR.
"Proses ekstraksi butuh waktu dua hari baru ada hasilnya," tambah Atok.
Sementara'itu Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan ini bukti bahwa pemkab Sidoarjo berupaya maksimal dalam melindungi masyarakat. Permasalahan yang ada selama ini karena menunggu hasil test swab yang lama. Kalau hasilnya lama maka langkah penindakannya juga lama.
Selain itu, adanya mesin PCR ini untuk mengetahui dengan cepat hasil terakhir pasien positif COVID-19 yang sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan. Termasuk pasien yang saat ini secara kondisi tubuh sehat namun mereka dinyatakan positif COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri dirumah.
"Mesin PCR yang berada di GOR sudah melakukan tes. Total ada 480 orang yang dalam proses pemeriksaan. Mulai dari yang reaktif rapid test, orang tanpa gejala (OTG), dan pasien positif yang akan dilakukan test swab kedua kali setelah mendapatkan perawatan isolasi," tandas Nur Ahmad. (iwd/iwd)