Penggunaan pelaris dan pagar dagangan lazim digunakan para pedagang khususnya makanan. Tidak terkecuali di Pasuruan.
Pernyataan itu disampaikan Ahli Spiritual Ki Joyo Lelono. Menurutnya, di Pasuruan ada 50-60 persen pedagang menggunakan pelaris.
"Di Pasuruan juga banyak. 50-60 persen," katanya, Rabu (1/7/2020).
Pria asal Pandaan, Pasuruan ini menjelaskan, sebagian besar pedagang di Pasuruan menggunakan pelaris yang wajar. Sepengetahuannya, tidak ada yang memakai cara jorok seperti meludahi makanan.
"Sepanjang pengetahuan saya, di Pasuruan tidak ada yang cara seperti itu. Rata-rata media air yang didoakan kemudian dicampur bahan makanan atau tulisan yang ditaruh di meja atau alat masak," ungkap pria bernama asli Dadang Priyanto ini.
Pria 59 tahun ini mengungkapkan, di Pasuruan, banyak juga pedagang yang meminta bantuan orang pintar untuk memagari dagangan.
"Banyak juga yang sebenarnya berdagang dengan cara baik, tapi diganggu. Akhirnya mereka minta dipagari," jelasnya.
Menurutnya susah membuktikan pedagang pakai pelaris atau tidak secara kasat mata. Namun ada ciri-ciri tertentu yang menjadi indikasi pedagang pakai pelaris.
"Ada ya, yang dagangan yang normalnya buka sore. Tapi sejak pagi sudah bersiap-siap. Jam 8 pagi sudah mulai buka. Ada juga yang larisnya tidak wajar. Kalau makanannya biasa-biasa tapi larisnya bukan main," terangnya.
Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan oleh penyedia jasa pelaris. Di Pasuruan layanan pelaris dagangan dipromosikan online lewat media sosial.
Dalam sebuah grup Facebook jual beli, salah satu akun mempromosikan layanan pelaris. Ia menulis dalam unggahannya, 'PELARIS TERAMPUH'.
Akun tersebut juga menyertakan nomor telepon. Berbagai kemudahan layanan juga dituliskan. "Jarak jauh bsa byar d tempat. Jarak dekat bisa DO," katanya.
detikcom mendapatkan konfirmasi unggahan tersebut dari nomor yang tertera. Melalui pesan, akun tersebut membenarkan layanan pelaris yang dipromosikan.
"Iya benar," tulisnya.
Soal pelaris jadi perbincangan setelah seorang pedagang bakso cuanki di Kembangan, Jakarta Barat, Windra Suherman (21), tertangkap basah meludahi dagangannya. Aksi itu dilakukan dengan dalih sebagai pelaris.