"Tidak semua pedagang itu minta pelaris. Banyak yang juga membutuhkan pagar," kata Ahli Spiritual asal Pasuruan, Ki Joyo Lelono, Rabu (1/7/2020).
Pria asal Pandaan, Pasuruan ini mengatakan, banyak pedagang yang laris karena kualitas masakannya, akhirnya memicu dengki pedagang lain. Mereka membutuhkan pagar agar tidak diganggu.
"Itu namanya disyarati. Kalau sudah enak, terkenal, bisa diganggu. Diambilkan tanah kuburan misalnya, akhirnya suram. Langsung tidak laku," tambah pria 59 tahun ini.
Pria bernama asli Dadang Priyanto ini mengatakan, gangguan dari pedagang lain yang dengki juga bermacam-macam. Sehingga pedagang minta sesuatu untuk memagari tempat jualan atau masakannya.
"Selain itu tadi, tempatnya terlihat suram juga ada yang menyerang makanan. Makanan baru dimasak, tiba-tiba bau dan basi," jelasnya.
Soal pelaris jadi perbincangan setelah seorang pedagang bakso cuanki di Kembangan, Jakarta Barat, Windra Suherman (21), tertangkap basah meludahi dagangannya. Aksi itu dilakukan dengan dalih sebagai pelaris.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini