Target 2 Pekan Turunkan Kasus COVID-19 di Jatim, Ini Upaya IDI Surabaya

Target 2 Pekan Turunkan Kasus COVID-19 di Jatim, Ini Upaya IDI Surabaya

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 30 Jun 2020 10:36 WIB
Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar
Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya - Presiden Joko Widodo meminta Jatim menurunkan kasus COVID-19 selama 2 pekan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dr Brahmana Askandar mengajak Pemkot Surabaya berdiskusi untuk membahas mulai dari perbaikan hingga rekomendasi untuk memenuhi target menekan kasus.

"Jadi kita memberikan diskusi dengan pemkot dengan dinkes, perbaikan-perbaikan apa, rekomendasi apa yang bisa kita lakukan untuk menekan angka kematian," kata Brahmana kepada wartawan, Selasa (30/6/2020).

Contoh sederhana yang dijelaskan oleh Brahmana adalah mendeteksi dini orang yang kekurangan oksigen karena COVID-19. Seperti diketahui, virus ini lebih menyerang ke organ tubuh paru-paru dan dapat menimbulkan seseorang sesak hingga gagal nafas sehingga membutuhkan oksigen bahkan ventilator.

"Orang covid itu kadang kekurangan oksigen, tapi dirinya tetap merasa sehat begitu. Nah caranya, misal menggunakan alat pulse oximeter. Rekomendasi seperti itu sudah kita berikan dan diakomadasi dengan baik oleh Bu Risma (Wali Kota Surabaya)," jelasnya.

Sementara untuk rekomendasi masyarakat secara umum, Brahmana mengatakan sudah dilakukan dengan baik oleh Pemkot Surabaya. Seperti tracing, rapid test, dan swab massal.

"Kemudian kepatuhan protokol kesehatan ini akan diamati dengan ketat dan ditegakkan secara ketat oleh Bu Risma," ujarnya.

Brahmana menjelaskan, goals-nya adalah menunjukkan permasalahan angka kematian di Surabaya masih relative tinggi. Maka IDI Surabaya memberikan beberapa rekomendasi.

"Contohnya RS sekarang ini masih penuh karena yang sudah sehat yang sudah sembuh setelah dirawat belum bisa keluar RS karena menunggu hasil PCR-nya dua kali negatif. Nah hasil PCR dua kali negatif kan butuh waktu, kalau secara ilmu kedokteran mungkin saja sudah tidak menular, sehingga tadi sudah akan direkomendasi sama Bu Risma mungkin pasien bisa keluar RS lebih cepat digantikan pasien yang membutuhkan pertolongan," urainya.

Jika secara medis, kata Brahmana, pasien yang sudah tidak bergejala dalam ilmu virologi menyatakan bahwa setelah sekian hari sudah sembuh. Maka, pasien bisa pulang dan tidak menular lagi.

"Satu kali swab negatif pulang ya bisa saja kalau kondisinya dia baik dan itu yang akan diakomodasi. Kalau enggak, RS akan penuh orang nunggu swabnya negatif," pungkasnya.

Tonton video 'Risma Sujud ke IDI, dr Sudarsono Beri Penjelasan':

(iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.