Hasil penelitian itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di Surabaya. Penelitian itu menyatakan di tempat ibadah ada 70% masyarakat yang tidak menggunakan masker. Kemudian ada 84% warga yang tidak menerapkan physical distancing.
"Ini hasil dari penelitian FKM Unair," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).
Tak hanya di tempat ibadah, penelitian itu menyebut di pasar tradisional ada 92,8% pasar di Surabaya Raya yang masih buka. Masyarakat yang tidak menggunakan masker di pasar tersebut meningkat hingga 84%. Lalu, yang tidak physical distancing ada 89%.
"Padahal tak henti-hentinya kami membagikan masker dan face shield pada pedagang dan masyarakat di pasar," imbuh Khofifah.
Ketidakpatuhan masyarakat ini juga terjadi di tempat nongkrong, di mana ada 88% masyarakat yang berkerumun dan tak menggunakan masker serta 89% masyarakat tak menerapkan physical distancing.
"Lalu kita lihat bagaimana tempat cangkrukan, warung, saya lihat 88% mereka tidak menggunakan masker dan 89% mereka tidak physical distancing. Ini hasil dari IKA FKM Unair," lanjut Khofifah.
Khofifah mengatakan ketidakpatuhan itulah yang menyebabkan rate of transmission (RT) di Surabaya Raya yang sempat di bawah angka 1, kembali naik di atas angka 1. Padahal, jika 14 hari berturut-turut angkanya di bawah 1, Khofifah berencana akan menerapkan new normal di Surabaya Raya.
"Surabaya sendiri di bawah 1 sempat 6 hari. Sidoarjo di bawah 1 sempat 8 hari. Gresik di bawah 1 sempat 6 hari. Hari itu kami sudah merasa bahwa kita tunggu sebentar lagi 8 hari lagi, terus kita sudah siap new normal," tandas Khofifah. (hil/iwd)