Beberapa bulan belajar di rumah karena pandemi Corona membuat anak-anak rindu dengan sekolah. Itulah salah satu alasan dibuatnya Kampung Sinau di Desa Windurejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Kampung Sinau ini berada di Dusun Sumowindu, Desa Windurejo. Desa ini juga menjadi salah satu Kampung Tangguh Semeru di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan belajar mengajar menempati Taman Pendidikan Quran (TPQ) di kampung tersebut.
Puluhan anak-anak usia PAUD hingga sekolah dasar (SD) belajar di tempat ini. Yang membuatnya menarik, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Windurejo ikut mengajar di tempat ini. Tentu saja tugas mengajar mereka dibantu beberapa ibu guru yang juga warga Dusun Sumowindu.
Keberadaan Kampung Sinau ini membuat Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander penasaran. Dia mengecek langsung saat anggotanya mengajar anak-anak warga Dusun Sumowindu. Mantan Kapolres Pasuruan Kota ini juga memberi hadiah buku dan peralatan menulis kepada anak-anak.
"Kami mendapatkan informasi dari masyarakat yang mengapresiasi positif Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang memberi tambahan edukasi kepada anak-anak yang sedang belajar di rumah. Kami cek langsung tanpa diketahui anggota kami, ternyata memang nyata," kata Dony kepada wartawan di kampung sinau, Rabu (24/6/2020).
Ia pun mengapresiasi kampung sinau yang dibentuk Bhabinkamtibmas, Babinsa bersama elemen masyarakat di Desa Windurejo. Karena tambahan pelajaran bagi anak-anak sangat penting agar mereka menjadi generasi yang lebih baik di masa depan.
"Kami berharap kampung tangguh lainnya meniru konsep Kampung Sinau ini. Bhabinkamtibmas dan Babinsa kami harapkan aktif memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam semua sektor, salah satunya di sektor pendidikan," terangnya.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19, kampung sinau juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Anak-anak yang belajar di tempat ini wajib memakai masker. Sebelum masuk ke gedung TPQ, mereka harus mencuci tangan dengan benar. Kegiatan belajar mengajar pun dengan menjaga jarak satu sama lain.
"Sudah ada 58 kampung tangguh, industri tangguh, tempat ibadah tangguh dan pesantren tangguh di wilayah kami. Itu semua menjadi upaya kami memutus mata rantai penularan COVID-19. Masyarakat kami imbau meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan karena disiplin menjadi vaksin bagi Corona," tegas Dony.
Salah seorang pengajar di kampung sinau yaitu Aiptu Eryantono, Bhabinkamtibmas Desa Windurejo. Menurut dia, kampung sinau dibentuk setelah pihaknya banyak menerima keluhan dari para ibu. Yaitu anak-anak lebih banyak bermain daripada belajar di rumah.
"Dengan anak-anak belajar di sini, para orang tua sekarang merasa senang dan tenang," jelasnya.
Anggota Unit Patroli Polsek Kutorejo ini menuturkan, kampung sinau dibuka 3 hari dalam sepekan. Yaitu Senin, Kamis dan Sabtu. Anak-anak belajar pukul 10.00-11.30 WIB. Setiap mengajar, Aiptu Eryantono membacakan cerita anak-anak, pelajaran berhitung, serta menyampaikan beberapa imbauan keamanan.
"Kebetulan saya senang berinteraksi dengan anak-anak. Supaya mereka tidak takut, saya mengajar sambil diselingi humor," cetusnya.
Salah satu guru di kampung sinau Ita Puspitasari (30) menjelaskan, terdapat 30 anak yang ikut belajar di tempat ini. Mulai dari anak usia PAUD hingga SD. Mereka merupakan warga Dusun Sumowindu sendiri.
"Anak-anak yang ikut belajar kami minta membawa sampah dari rumah mereka, seperti kertas, botol plastik. Tujuannya untuk mengedukasi mereka supaya peduli dengan kebersihan lingkungan," terangnya.
Sampah dari anak-anak di kampung sinau lantas dikumpulkan untuk dipilah. Hasil penjualan rongsokan tersebut untuk membeli buku cerita anak-anak.
"Di sini ada buku kisah nabi dan rasul. Juga kami ajarkan pengetahuan umum, berhitung, membaca dan menulis, serta menumbuhkan akhlak yang baik," tutur mantan guru SMK di Surabaya ini.
Diajar polisi dan TNI justru membuat senang anak-anak di kampung sinau. Seperti yang dikatakan Ahmad Haris (13), siswa kelas 6 SD warga Dusun Sumowindu.
"Diajar pak polisi sama-sama enaknya dengan diajar guru. Karena polisinya baik banget," pungkasnya.