"Kita tahu sekarang RT (Rate of Transmission) masih tinggi di Surabaya Raya. Wabah ini bisa diputus dengan masyarakat berdiam diri dulu 2-3 minggu. Tahan diri dulu lah," kata Ketua IDI Jatim dr Sutrisno kepada detikcom, Selasa (23/6/2020).
Sutrisno memahami bila masyarakat saat ini sudah jenuh dan frustrasi kehilangan akses ekonomi. Namun, masyarakat juga diminta mengerti bahwa tenaga medis juga jenuh. Apalagi, banyak tenaga medis yang ikut menjadi korban.
"Tenaga medis juga jenuh, pasien terus berdatangan tiada habis. Penularan masih tinggi, yang sakit tambah banyak. Tenaga medis kalau terus berjatuhan korban bisa-bisa rumah sakit tutup," jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Sutrisno dari data yang dimiliki IDI Jatim ada 76 dokter yang positif COVID-19. Dari jumlah tersebut, ada 8 dokter yang sudah meninggal dunia.
"Ayo ditanamkan disiplin masyarakat menggunakan masker. Sedikit keluar di tempat publik. Terutama melindungi yang komorbid. Sanksi dari pemerintah dipertegas," ujarnya.
"Anggota IDI di Surabaya menyampaikan kalau RS utama penuh pasien COVID-19 dan gejala COVID-19. Di RSSA Malang tempat tidur di ruang isolasi tinggal 4 yang kosong. Artinya orang sakit COVID-19 masih stabil tinggi. Tokoh masyarakat ayo mengajak warga mematuhi protokol kesehatan dalam perilaku hidup sehari- hari. Bantulah tenaga kesehatan dengan cara jangan sakit COVID-19. Masyarakat mempunyai peran serta sangat vital. Kalau berdiam sendiri di rumah, insya allah kita bisa lewat dari pandemi ini secepatnya," pungkasnya. (iwd/iwd)