Pasar Sawahan di Desa Sumbertebu, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto dikabarkan tutup selama 14 hari karena merebaknya virus Corona. Kabar yang beredar melalui aplikasi chating WhatsApp tersebut dipastikan tidak benar atau hoaks.
Kabar tersebut beredar dalam bentuk foto surat tentang penutupan sementara Pasar Sawahan. Surat tanpa kop tersebut salah satunya ditujukan ke pengelola Pasar Sawahan.
Dalam surat ini dijelaskan, penutupan sementara Pasar Sawahan untuk menindaklanjuti hasil rapid test pada Selasa (16/6). Terdapat 78 penjual dan pedagang di pasar tradisional tersebut yang rapid test-nya menunjukkan hasil reaktif. Sedangkan 295 orang lainnya nonreaktif.
"Dari hasil rapid test yang dilaksanakan tersebut, maka Forkopimca Kec Bangsal dan Kepala Dinas UPT Puskesmas Bangsal mengambil keputusan untuk menutup sementara aktivitas Pasar selama 14 hari ke depan terhitung mulai tanggal 18 Juni sampai 1 Juli 2020," bunyi isi surat yang dikutip detikcom, Kamis (18/6/2020).
Camat Bangsal Sugeng Nuryadi mengaku juga menerima foto surat penutupan Pasar Sawahan tersebut melalui WhatsApp. Namun, dia memastikan surat itu hoax. Karena pihaknya tidak pernah mengeluarkan surat tersebut.
"Surat tersebut hoax. Kami masih mencari yang menyebarkan surat tersebut," tegasnya.
Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Mojokerto, rapid test di Pasar Sawahan memang digelar pada Selasa (16/6). Saat itu, rapid test menyasar 373 pedagang dan pembeli. Hasilnya, 78 pedagang dan pembeli reaktif.
Tidak hanya itu, Gugus Tugas juga merilis terdalat 3 pedagang Pasar Sawahan yang positif COVID-19. Yaitu perempuan 58 tahun warga Kecamatan Bangsal dinyatakan positif 19 Mei, perempuan 72 tahun warga Kecamatan Bangsal dinyatakan positif 3 Juni, serta perempuan 55 tahun warga Kecamatan Mojoanyar yang dinyatakan positif 4 Juni.
Meski begitu, kata Sugeng, Pemkab Mojokerto memilih tidak menutup Pasar Sawahan. Kepentingan perekonomian masyarakat menjadi salah satu alasannya. Karena terdapat sekitar 200 lapak pedaga di pasar ini. Sebagai gantinya, pemerintah berjanji bakal menerapkan protokol kesehatan secara ketat di pasar tradisional tersebut.
"Mulai besok protokol kesehatan kami perketat. Pengunjung wajib mencuci tangan, memakai masker. Juga kami periksa dengan thermo gun," jelasnya.
Kabar hoax penutupan Pasar Sawahan sempat meresahkan para pedagang. Seperti yang dirasakan Rokim, pemilik kios permak jeans di pasar tradisional tersebut. Dia menerima foto surat penutupan Pasar Sawahan dari grup WhatsApp yang dia ikuti.
"Kalau pasar ini ditutup, saya jelas kehilangan penghasilan. Mau makan apa? Alhamdulillah setelah saya tanyakan ke pengelola pasar, ternyata kabar itu tidak benar," tandasnya.